Senang susah sudah menjadi bagian hidup ini. Langkah demi langkah seiring waktu yang terus mengikis habis jatah usia. Terasa gersang kadang. Namun kadang terasa teduh hingga tak ada keluh.
Sabar dan syukur menjadi kalimat penopang. Tak sekedar kalimat, seharusnya.
Hanya karena percaya pada cinta dan kasihNya semata, kadang kaki masih mampu melangkah. Tangan masih menengadah mengharap keajaiban dariNya.
Hendak kemana lagi mengarah jika bukan kepadaNya
Hendak kemana lagi mengadu jika bukan kepadaNya
Waktu, masa dan segala isi dunia yang kita temui hanyalah berisi sendau gurau. Tak pernah ada hari dan kejadian yang sama. Sama tempat namun tak pernah sama dalam rasa. Sama wajah namun tak pernah sama kerutan. Sama lirik namun tak pernah sama nada, desah, dan harap, apalagi rasa.
Hendak kemana jika bukan kepadaNya kita kembali. Hendak lari kemanapun, pastilah wajahNya yang akan hadir.
Hendak bersembunyi kemanapun, akhir hidup pun pasti akan tiba dan menghadang.
Pilihan kita untuk menuju arah benar dan salah. Pilihan kita untuk mendengarkan dan mematuhi seruan. Kalaupun tidak kita patuhi sekalipun, bukankah Dia tidak merasa rugi sedikitpun. Kita yang butuh, bukan Dia. Kita yang rapuh, bukan Dia. Kita yang selalu dan terus menerus memperumit, padahal segalanya adalah sederhana di hadapanNya.
*sedang letih*
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI