Mohon tunggu...
Senja Trie
Senja Trie Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Ibu yang senang menulis dan masih terus Belajar

Menulis adalah Sebuah perjalanan, Menulis adalah kebahagiaan. *Belajar memaknai arti hidup dari ilmu dan pelajaran pelajaran yang di dapat setiap hari dari sekolah kehidupan...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebuah Renungan untuk diriku

13 Juni 2015   21:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:04 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu sulit rasanya ku pejamkan mata ku, rasa kantuk  sama sekali belum terasa, padahal malam sudah semakin larut. ku raih hp ku yang tergeletak di tempat tidur dan ku coba membuka internet dan mencari ceramah ustad yang ku kagumi via youtube. Berharap ada ilmu baru yang bisa ku ambil.

Ku pun mulai membukanya dan mendengarkannya via headset dengan kondisi kamar sudah di gelapkan dan hanya memasang lampu tidur. Aku pun mendengarkannya dengan keadaan yang hening malam itu.
Malam itu seakan akan aku seperti mendapat tamparan hebat, membuat ku berintropeksi diri. Isi ceramah malam itu membuat ku merenung dan melihat ke dalam diri.

Dalam ceramahnya ustad mengatakan kurang lebih seperti ini “Allah yang membuat saudara saudara berkesempatan bisa kuliah disaat orang yang lain menangis ingin bisa kuliah, Tapi yang pertama di lupakan justru adalah Allah swt, liat kemudian perilakunya, tangan dikampus megang yang bukan muhrimnya, asyik saja lepas dari orang tua tidak ada yang merhatikan, padahal allah melihat, tapi jika kita boleh visualkan tentu Allah kita sakiti hatinya. Saudara diberi nikmat sama allah, tapi Allah yang pertama kali di lupakan, wajar tidak jika allah berpaling sejenak, Sehingga membuat kita tertatih tatih”

Tak terasa air mata ku menetes mendengarkan isi ceramah itu, ku bayangkan kembali diri ini yang dulu sama sekali tak membayangkan bisa kuliah, ketika teman teman di sekolah sibuk membicarakan akan lanjut ke universitas mana setelah lulus SMA, aku hanya bisa terdiam. Ketika teman teman mulai mendaftarkan diri ke perguruan tinggi yang di tuju, saat itu aku malah sibuk mencari kerja kesana kemari, karena saat itu ekonomi keluarga benar benar sedang terpuruk. Jangankan untuk kuliah untuk makan sehari hari saja, rasanya sulit. Saat itu sepertinya aku harus mengubur harapanku dalam dalam untuk berkuliah. Lebih baik aku mencari kerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Tapi siapa sangka,  dua tahun kemudian, Alhamdulillah atas izin dariNya akhirnya aku bisa merasakan pendidikan dibangku kuliah. Allah yang membukakan jalannya untukku, Allah yang memudahkan semua urusanku,  Allah yang memberi ku kesempatan bisa kuliah, Tak percaya rasanya, Allah begitu baik padaku, Subhanallah….
Terimakasih ya allah….

Kembali ku pahami isi ceramah itu, ku bayangkan kembali apa yang ku lakukan selama berkuliah dulu,
Jalan ke sana kemari dengan teman yang bukan muhrim, dengan teman yang ini dengan teman yang itu, walau hanya sebatas jalan dan tidak lebih.

Tanpa ku sadari ternyata aku telah melupakan dan berpaling dariNya, isi ceramah yang ku dengarkan itu benar benar menampar akal sehat ku, aku hanya bisa meneteskan air mata penyesalan, ternyata benar disaat aku diberi nikmat sama allah, tapi Allah yang pertama kali aku lupakan. Maafkan aku ya Rabb :'(

Mungkin tanpa ku sadari, dulu banyak hal / aktifitas yang ku lakukan yang sering membuat ku lupa PadaNya dan membuatNya Kecewa , tapi ku malah tetap asyik dengan hal hal yang ku lakukan. Bahkan mungkin juga tanpa ku sadari hingga hari ini?  detik ini? Maafkan HambaMu ini ya Rabb... :'(

Mundah-mundahan allah memaafkan semua kesalahan ku, dan mundah mundahan ku bisa terus belajar dan belajar memperbaiki diri setiap harinya dan tidak melupakanNya, aamiin.

 

 *Aku yang sedang dalam kebimbangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun