Mohon tunggu...
Andi Ideot Ideot
Andi Ideot Ideot Mohon Tunggu... profesional -

"..aku adalah tautan sang waktu: awal dan akhir dari abstraksi perjalanan mimpi yang mencari dalam tragedi putaran emosi tentang penjabaran arti dan tujuan hidup.."

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

FIFA, Berilah Kami Sanksi

12 Desember 2012   10:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:47 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355306748891931696

[caption id="attachment_221252" align="alignnone" width="640" caption="sumber : google"][/caption]

Malang benar Nasib persepakbolaan Indonesia. Banyaknya pemain naturalisasi, minimnya prestasi, serta terakhir adanya pemain asing yang mati karena tidak menerma gaji sudah dapat menggambarkan betapa kelamnya wajah persepakbolaan kitaa saat ini. Ditambah lagi adanya ancaman sanksi dari FIFA kepada PSSI.

Harapan rakyat akan masa depan yang cerah tentang persepakbolaan Indonesia sejatinya sudah muncul ketika Sea Games 2011. Timnas Indonesia U23 kala itu berhasil masuk Final meskipun akhirnya kalah dari Timnas Malaysia U23. Permainan yang menarik, gol-gol yang Indah dan Usia yang masih muda membuat masyarakat optimis akan masa depan yang cerah terhadap sepak bola Indonesia. Namun terpilihnya Djohar Arifin Husain sebagai ketua PSSI tidak membuat sepakbola Indonesia lebih maju. Hal ini dapat dilihat dari peringkat FIFA, Indonesia kini menenmpati urutan 165 setelah sebelumnya berada diperingkat 126. Kebijakan PSSI yang mejadikan LPI sebagai liga resmi dan memberi sanksi tidak dapat menjadi bagian pemain Timnas kepada pemain yang berlaga di ISL menjadi penyebab kegagalan Timnas kita berprestasi, karena dengan adanya kebijakan tersebut membuat Timnas hanya berisi dari pemain yang berlaga di IPL.Bukti yang paling nyata adalah kekalaha memalukan 10-1 dari bahrain. Bukan bermaksud mengecilkan pemain-pemain yang berlaga di IPL, namun seandainya pemain-pemain ISL yang sekiranya layak utuk bermain di Timnas juga dipanggil niscaya akan membuat Timnas kita semakin kuat.

Pertikaiaan yang terjadi antara PSSI yang dipimpin Djohar Arifin Husain dan PSSI versi La Nyalla juga membuat sepakbola tanah air menjadi semakin kacau balau. Dualisme kepengurusan tersebut juga memunculkan adanya dualisme Timnas versi PSSI dan Timnas versi KPSI. Kegagalan Timnas Indonesia melaju ke semifinal piala AFF 2012 adalah akibat dari kekacauan pengurus sepak bola kita saat ini.

Masyarakat umumnya sudah dapat menebak apa yang meyebabkan pertikaian antara PSSI dan KPSI. Ketua dan pengurus PSSI saat ini merupakan perwakilan dari pengusaha Arifin panigoro yang ikut andil dalam upayanya menjungkalkan ketua PSSI sebelumnya Nurdin Halid, dengan mendirikan liga tandingan yaitu LPI yang kini menjadi liga resmi di Indonesia. PSSI juga seolah enggan untuk meneruskan progam PSSI yang dulu, tapi justru ingin memulai kembali dari nol.Hal itu dapat kita lihat dengan kebijakan PSSI yang menjadikan LPI sebagai Liga resmi dan memberi sanski(tidak dapat menjadi bagian pemain timnas) kepada pemain yang berlaga di ISL, padahal kita tahu bahwa sebagian besar pemain timnas yang saat itu menjadi runer up di piala AFF 2010 dan runer up di Sea Game 2011 adalah pemainyang berlaga di ISL. Sedangkan pengurus ketua dan pengurusKPSI adalah mereka yang berada di bawah rezim nurdin halid.Dari sini dapat kita ketahui adanya muatan politik yang kental didalam kisruh sepakbola Indonesia saat ini.

Berbagai cara telah ditempuh untuk menyatukan kedua kubu yang berseteru ini. Pembentukan Joint Committee(JC) dan penandatanganan MoU dikuala lumpur yang berisi rekomendasi dari FIFA untuk melakukan Kongres dengan peserta Vottes dari solo sebagai bentuk rekonsiliasi juga tidak membuahkan hasil. FIFA tampaknya begitu gerah terhadap anggotanya yang satu ini. Sampai-sampai FIFA yang dari dulu menolak keras campur tangan dari pemerintah, mengirimkan surat kepada Menpora yang saat itu dijabat oleh Andi malaranggeng untuk memediasi konflik antara PSSI dan KPSI.

Besok tanggal 14 desember 2012 akan menjadi hari yang bersejarah bagi persepakbolaan Indonesia apakah Indonesia akan mendapat Sanksi dari FIFA atau tidak. Sungguh tragis memang apabila Indonesia sampai terkena Sanksi akibat perseteruan kepentingan oleh segelintir orang.Pada umumnya masyarakat tidak menginginkan Sanksi dari FIFA, namun apabila Indonesia selamat dari sanksi tapi permasalahan ini tak kunjung selesai, penulis rasa Sanksi dari FIFA memang merupakan jalan yang terbaik. Lebih baik terkana Sanksi dari FIFA dan setelah itu persepakbolaan Indonesia menjadi lebih maju sehingga dapat berlaga di Piala Dunia dari pada selamat dari Sanksi tapi permasalahan ini tak kunjung selesai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun