Akhir-akhir ini banyak sekali di dengar tentang salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi, yaitu vanili, dan peminat baru pun banyak bermunculan untuk membudidayakan tanaman vanili dan di jadikan sebagai usaha sampingan bahkan bisnis besar untuk masa depan.
Mengapa banyak sekali peminat baru untuk bercocok tanam tanaman vanili?, hal tersebut dikarenakan buah vanili adalah salah satu buah termahal yang laku di pasaran, bahkan hingga pasaran dunia.
Mengingat akan kebutuhan vanili yang merupakan kebutuhan di banyak bidang usaha seperti bahan penyedap aroma makanan, contoh : kue, snack, wafer, biskuit, susu, cokelat, roti, minuman, bahkan kepentingan cosmetic hingga  pharmacy, dan masih banyak lagi lainnya.
Pertanian vanili dapat di lakukan di lahan yang sempit, dan dekat dengan rumah alias tidak perlu jauh dari rumah, tidak perlu lahan luas seperti menanam padi atau jagung atau tanaman pangan lainnya, namun dengan menanam sedikit jangan berharap untuk jadi milyader dari vanili. Hehehe...
Penanaman vanili layaknya membutuhkan tajar, baik itu tajar hidup ataupun tajar mati, tajar tersebut  adalah sebagai media rambat dari tanaman vanili agar dapat tumbuh subur.
Tajar hidup dapat kita gunakan berupa tanaman lamtoro, pohon santan, pohon kelor, klerisidi, pohon dadak, mahoni, randu, dll. yang mana keuntungan dari tajar hidup selain sebagai media rambat juga bermanfaat sebagai naungan tatkala musim kemarau, dan berbanfaat juga untuk pakan ternak apabila di perlukan.
Sedangkan tajar mati bisa terbuat dari beton cor, galvalum, paralon, bambu, sabut kelapa, cocopit dengan kawat ram. namun kita membutuhkan naungan berupa jaring paranet untuk menghalau terik sinar matahari atau kontak langsung dengan sinar matahari, tetapi cara ini akan menghasilkan 'kebun' vanili kita terlihat lebih rapi dan lebih modern.
Media tanam vanili dapat di gunakan tanah dan bisa di campur dengan pupuk kompos atau organik, ada juga yang memakai cocopit, batu bata, dan atau pecahan genteng yang sudah tidak terpakai, yang intinya media tanam tersebut tidak mengandung air yang berlebihan yang akan membuat tanaman vanili terganggu.
Penanaman bibit vanili bisa di lakukan dalam bentuk bibit polibek siap tanam ataupun dalam bentuk sulur permeter (kontak/wa : 081249757424), tapi pada umumnya penanaman di lakukan dengan sulur, karena lebih mudah dalam pengangkutan dan penanaman.
Masa pembungaan vanili biasanya tiga tahun setelah penanaman, dalam artian dengan perawatan, dan selanjutnya akan berbunga setiap tahunnya, dalam pembungaan tersebut perlu adanya polinasi atau penyerbukan atau juga disebut juga pengawinan, setelah polinasi kita tunggu vanili tersebut hingga delapan atau sembilan bulan barulah bisa kita panen buah vanili tersebut.
Buah vanili bisa kita jual setelah pemetikan (basah) dan apabila kita bisa menjual dalam bentuk kering, tentu harganya sangat jauh sekali lebih mahal dari basah, untuk harga vanili kering bisa mencapai Rp. 3.000.000 perKg, sedangkan vanili basah Rp.250.000 perKg, (cek harga tahun 2019).
Jadi, bagi anda yang masih mempunyai kesempatan untuk menanam vanili segeralah lakukan perencanaan dari sekarang, dan tindakan, karena perencanaan tanpa tindakan akan sama saja dengan omong kosong. Hehehe...., demi masa depan anda saat anda pensiun kelak.
Salam.
Silahkan tonton video-video di bawah berikut, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H