Mohon tunggu...
Sengkiq Amik
Sengkiq Amik Mohon Tunggu... -

Just ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kesiangan dan Supir Taksi Baik Hati

6 Februari 2015   03:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:45 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14231413711169406016

"Saya ga bisa membayar ongkos taksi sekarang. Saya di dompet hanya ada uang Rp. 115.000,- dan pasti itu ga cukup untuk bayar". Penjelasan saya selanjutnya.

"Ini ada passport sebagai jaminan. Nanti setelah saya landing saya transfer bapak. Pegang saja dulu. Nanti kalo saya sudah kembali saya ambil. Tempat tinggal saya deket kok dari pool taksi". Saya mencoba menyakinkan beliau.

"Sebenarnya bisa nanti setelah turun ke ATM terdekat tapi kayaknya ga terkejar waktu boarding pesawat saya". Beliau mendengarkan dengan seksama sambil konsentrasi menyetir mobilnya.

Saat itu saya sudah bersiap memberi passpor.

"Ga usah simpan saja passportnya. Saya percaya koq". Jawab beliau. Sebuah jawaban yang tak pernah diduga. Saya ini adalah penumpang pertamanya hari itu. Dan bagi sebagian orang pelanggan pertama adalah pembuka rejeki hari ini.

Saya masih tak percaya akan mendapat jawaban seperti itu. Ini sangat jarang terjadi.

"Terima kasih pak sebelumnya. Saya akan bayar nanti setelah mendarat di bandara tujuan. Bapak sms nomor rekening nanti saya transfer".

Saya mencatat nomor beliau dan melakukan panggilan agar nomor saya tercatat di log handphonenya. Tak beberapa lama taksi sudah mencapai bandara pada pukul 07.30. Saya bernapas lega karna masih memiliki waktu untuk check in.

"Terima kasih pak atas bantuannya pagi ini. Saya berdoa semoga rejeki bapak hari ini lancar". Ucapan doa saya saat membuka pintu taksi.

Pagi itu ketika saya check in merasa begitu senang. Bertemu dengan supir taksi yang begitu baik hati. Ternyata belakangan juga saya mendengar cerita,  beliau beberapa kali bertemu penumpang seperti saya. Satu kali beliau bertemu penumpang yang akan berangkat kerja menjadi buruh migran di negeri jiran Malaysia dan penumpang tersebut juga kekurangan ongkos. Dilain waktu beliau bertemu satu keluarga dari padang yang datang ke jakarta dan belum tahu harus tinggal dimana. Akhirnya beliau membawa keluarga tersebut ke rumahnya yang ada di depok untuk mereka tempati tanpa perlu memikirkan biaya sewa terlebih dahulu.

14231413711169406016
14231413711169406016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun