Mohon tunggu...
Nazhori Author
Nazhori Author Mohon Tunggu... lainnya -

Senggang Blog : seorang yang ingin bersahabat dan berbagi tentang apapun, dan dengan siapapun. Selama ini kita menganggap ide-ide yang ada dalam benak kita sebagai tidak real. Sesungguhnya, ide-ide itu sama realnya seperti objek-objek fisik yang ada di luar pikiran manusia (Peripatetik Quotes). Karena itu mari menulis tentang yang ada di sekitar kita.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Komunitas dan Teras Filantropi

3 Maret 2016   14:11 Diperbarui: 3 Maret 2016   14:21 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebut pada gilirannya membuat perkembangan komunitas dalam masyarakat sipil (civil society) mendorong lahirnya masyarakat belajar yang menghidupkan literasi dalam solidaritas sosial. Menurut Jurgen Habermas kesadaran berliterasi model ini tumbuh dari adanya kesepakatan sosial yang mencakup khazanah pengetahuan, sosial, budaya, tradisi yang digunakan dalam anggota komunitas. 

Karena itu, bukanlah tanpa alasan untuk mendudukkan bahwa komunitas merupakan bagian dari elemen kekuatan masyarakat sipil yang masih akan terus tumbuh. Dengan kerja-kerja sosial komunitas, teologi sosial kritis diluar panggung akademis akan terus hidup. Karena telah menumukan lahan transformasi di mana kelas menengah tumbuh dengan komitmen spiritualnya yang berbaur antar komunitas tanpa melupakan entitas yang lain.

Momentum sosial adalah alternatif pembongkaran kebisuan-kebisuan sosial yang hampa dari spirit berbagi. Dalam teologi sosial, eksistensi manusia tidak akan memiliki arti apapun tanpa upaya untuk mendekati wujud sejati. Dengan berteologi manusia terbebas dari segala macam ketamakan yang membuat diri lupa terhadap realitas sosial.

Saat menyatakan niat untuk berbagi, kendati dalam hati kecil terdalam, seseorang berkeyakinan bahwa perhatiannya akan tertuju pada pengabdian yang termanifestasi dalam transformasi diri menjadi totalitas umat manusia. Di sini dalam pandangan Ali Syariati (2002) setiap persona menjadi kita bersama (ummah) yang mengemuka dengan tujuan mengabdi kepada-Nya.

Untuk kita yang sehari-hari berada dalam perkembangan situasi sosial, berkomunikasi dengan komunitas tertentu sangatlah membantu untuk mengasah pengetahuan dan pengalaman yang sebelumnya tidak pernah diperoleh.  Lingkungan komunitas ini terdiri dari orang-orang beragam latar belakang yang siap berbagi untuk mengembangkan kemampuan berupa kecerdasan sosial.               

Teras Filantropi

Dalam hermeneutika, Heidegger menyatakan bahwa eksistensi manusia selalu berpaut dengan eksistensi ontologisnya. Pengalaman langsung manusia dalam membaca realitas sosial telah membuka dimensi terdalam manusia dan kehidupannya. Sebagai makhluk yang berbahasa dan simbolis, manusia berkumpul dalam suatu komunitas berdasarkan realitas yang telah teramati.    

Dalam konteks filantropi, komunitas merupakan ikhtiar hermenetis untuk menafsirkan suatu hubungan sosial dari rangkaian keseluruhan pengalaman langsung manusia dengan dunia di sekitarnya. Ciri fundamentalnya adalah komunitas dapat membebaskan diri dari ego individualisme yang palsu. Untuk itu, teras filantopi adalah ruang makna yang tepat untuk menghidupkan literasi berbagi dari pengalaman kita tentang dunia sosial kita dengan penuh cinta.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun