Mohon tunggu...
Seneng Utami
Seneng Utami Mohon Tunggu... lainnya -

an ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Merencanakan Karier sejak Usia Remaja Penting untuk Kita?

26 Februari 2015   12:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:29 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14249383971955527569

[caption id="attachment_399708" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi (Shutterstock/Kompas.com)"][/caption]

Banyak orang bilang kalo jadi remaja itu enak. Masa remaja diidentikkan dengan berpacaran, main bareng ke sana-sini sama teman. Belum punya banyak tanggung jawab, bagi yang masih sekolah pasti hanya belajar dan belajar itu saja tugas utamanya. Remaja masih pantas menggantungkan orang tua dari segi  keuangan. Masa remaja pun merupakan masa yang tepat untuk adu kecakepan, dari mulai bergaya sampai bersaing prestasi yang positif!

Saya dapat mengira bahwa pola berpikir seseorang itu sangat beragam. Tak jauh beda dengan satu hal ini, yaitu tentang perencanaan karir anak untuk masa depannya sendiri. Bagi orang tua yang peka akan kebutuhan prioritas anaknya ia akan ikut merencanakan usaha apa yang harus diputuskan, dipilih, dan dilakukan demi tercapainya apa yang diharapkan untuk masa depan yang lebih terarah dan baik!

Adakalanya, setiap orang tua tak selalu begitu. Banyak orang tua menaruh kepercayaan penuh terhadap anaknya mengenai karir masa depannya. Bagi  remaja  yang mampu berpikir lebih dewasa dan mandiri, kemungkinan besar tidak masalah. Tetapi bagi remaja yang pikirannya belum stabil dan kurang dewasa ia akan mengalami kegagalan dalam membuat perencanaan karir yang ideal buatnya.

Merencanakan karir itu sudah pasti tidak akan lepas dari seberapa jauh kemampuan  yang ada didalam diri kita ini. Potensi apakah yang mungkin untuk bisa kita kembangkan lebih fokus lagi?

Di sini saya tidak membahas latar belakang kita dilihat dari seberapa mampu kita mengenyam pendidikan formal melainkan seberapa tingginya dedikasi kita dalam kemauan memperkaya diri dengan jalan berusaha semaksimal mungkin, semampu kita yang kita bisa lakukan!

Sekiranya benar jika, tanpa rencana ibarat sesuatu itu akan tanpa arah/tujuan. Malah terkadang kita sudah membuat perencanaan sebaik-baiknya pun masih meleset.

Anda seorang remaja atau mungkin  Anda punya peran sebagai orang tua. Well, sedikit tulisan ringan ini saya jadikan jalan untuk sharing saja. Menjadi remaja itu bagi yang bisa menyesuaikan diri itu sebenarnya enak. Tapi bagi kalian yang barangkali dari momen ke momen dalam hidup kalian kok nelongso terus, itu pasti kalian sedang dalam trouble.

Masalahnya sangat variatif. Misalnya saja penyebab utama timbulnya suatu masalah remaja diantaranya, sebagian besar remaja dibuat gila oleh cinta! Terlalu mencintai biasanya akan patah hati  setiap kali menghadapi keadaan putus pacar/cinta. Kemrosotan prestasi sekolah, bisa juga. Kurangnya motivasi belajar pada diri remaja berpengaruh besar pada penilaiannya terhadap diri sendiri. Biasanya, remaja yang berprestasi baik akan lebih bisa percaya diri ketimbang sebaliknya.

Jangan kira bahwa rasa percaya diri itu tidak penting. Justru rasa percaya diri adalah modal dasar seorang remaja akan menentukan pilihan jalan yang akan ia lalui. Tentunya sesuai dengan bakat dan minat remaja itu sendiri!

Alasan Kita Sebagai Remaja Harus Merencanakan Karir Sejak Remaja!

Sekali lagi, saya nggak peduli apa latar belakang dan masa lalu kita semua yang beragam. Nggak apa-apa kalo diantara kita mungkin pernah frustasi karena cinta. Atau mungkin karena kita punya masalah pribadi? Pengalaman yang kita punya baik itu positif atau tidak, setidaknya kita mulai mau bijaksana ya. Sebagai remaja normal kok seandainya kita tertarik sama lawan jenis, normal kalo kita akan mengusahakan diri kita sebaik-baiknya dalam mengaktualisasikan diri dengan lingkungan sekitar, wajar jika kita punya ambisi, obsebsi dan cita-cita! Pada dasarny akitasemua pengen maju dan sukses!

Pengertian atau penilaian sukses itu relative. Bagi saya, sukses itu bukan suatu keadaan yang bebas dari masalah. Sukses itu bukan saat kita bisa menyentuh kekayaan materi sebanyak-banyaknya. Sukses bukan saat kita mulai dikenal orang banyak dan mendapatkan tepuk tangan bertubi-tubi. Melainkan, sukses itu sebuah pencapaian bagaimana cara kita berhasil mewujudkan sebuah karir untuk jangka panjang yang mapan, yang bisa dijadikan sumber penghasilan dalam hidup!

Menurut saya, kejayaan karir berpengaruh besar terhadap kesejahteraan masa depan. Setiap remaja cepat atau lambat akan dihadapkan yang namanya dunia kerja. Sekali saja kalian berpengalaman mencari uang dengan keringat sendiri, pasti kalian akan tahu bagaimana suka dukanya orang tua kita dalam mencarikan uang buat kita. Dan kalo hati nurani kita sehat, jika kita mampu bekerja kita akan memilih mencari uang dari usaha sendiri, demi  tidak lagi menggantungkan ortu.

Hidup sebagai remaja di era globalisasi tentunya kita nggak akan bisa menghindar dari kata perkembangan teknologi  dan sebisa mungkin kita akan berusaha untuk menyesuaikan diri. Dari sinilah muncul adanya sifat konsumtif. Mulai dari model baju terkini, gadget terkini dan tren-tren terkini. Nggak selamanya kita akan dapat uang dari ortu ya. Memang lebih baik kalo beli apa-apa dengan keringat sendiri.

Dilain sisi, ternyata karir itu akan mempengaruhi rasa percaya diri atau tidaknya ketika kita dihadapkan pada masa pernikahan. Khususnya bagi saya sendiri, saya berpendapat bahwa  menikah itu bukan sekedar jalan untuk memenuhi kebutuhan seksual dan bersenang-senang saja terhadap pasangan. Akan tetapi saya yakin, cinta tanpa didasari kesanggupan kita dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari (katakanlah kebutuhan rumah tangga), hubungan berumah tangga akan berjalan kurang mulus dan kurang harmonis.

Lagi, karir juga akan berdampak pada status social kita dihadapan masyarakat. Pekerjaan kita akan menjadi bagian dari identitas diri kita yang sebenarnya. Masa remaja sangat tepat untuk dijadikan sebagai masa pembentukan identitas diri termasuk karir atau pekerjaan.

Bagi kalian yang masih bersekolah hendaknya, bersekolahlah dengan sungguh-sungguh manfaatkan waktu, energi yang ada saat ini sebaik-baiknya. Dan bagi yang suda tidak bersekolah, tetapkan hati untuk mempunyai  satu karir dalam hidup kita yang nantinya akan menjadi sumber bagaimana kita bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Jika sudah menikah, maka kebutuhan hidup yang akan kita tanggung akan sangat banyak. Bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan untuk seminggu atau dua minggu melainkan sampai anak kita akan kita lepaskan sebab berubahnya mereka menjadi remaja dan pada waktunya nanti harus mampu berkarir yang lebih baik dan bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun