[caption id="attachment_406905" align="aligncenter" width="520" caption="Begini cara Lesbian menyalurkan hasratnya/Dokpri"][/caption]
Seperti yang kita ketahui bahwa lesbi itu hubungan yang terjalin nyata antara perempuan dengan perempuan. Yang satu berperan sebagai laki-laki dan yang satunya lagi berperan sebagai perempuan. Di Indonesia mungkin hanya satu dua tiga orang saja yang terlibat menjadi seorang pelesbi. Tapi bagaimana dengan lesbinya orang Indonesia yang bermukim di Hong Kong sono…? Menjadi lesbi sebenarnya bukanlah suatu hubungan yang normal dan diberlakukan di lingkungan masyarakat kita pada umumnya. Akan tetapi keberadaannya tetap ada tak lepas suatu kebutuhan perseorangan saja yang mengidap kelainan seksual.
Dalam hati saya tergelitik untuk menuliskan sedikit tentang lesbi, mengingat saya masih punya keyakinan bahwa di luar negeri sana (sepengetahuan saya di Hong Kong) masih banyak saudara kita yang punya kodrat sebagai perempuan tanpa mereka sadari ia telah menyalah gunakan dirinya sendiri dalam suatu limbah dosa. Menjadi korban perempuan yang acuh terhadap norma dan nilai moral yang berlaku di tengah masyarakat kita. Menjadi korban atas keterbelakangannya pola pikir mereka sendiri, dan mereka dengan bangga melakukan itu semua demi kebahagiaan sesaat, yang kebanyakan hanya berani mereka lakukan selama bekerja di luar negeri saja.
Dari pandangan saya, ada tiga pokok tentang lesbian sejauh pengetahuan yang sudah saya ketahui;
1). Segi berpenampilan dari Lesbi
Tidak dapat dipungkiri jika penampilan sangat rawan mempengaruhi seseorang yang satu untuk terpengaruh dengan seseorang yang lain (termasuk lesbian). Mulanya mungkin coba-coba, mungkin juga ada niat yang hadir dari kata hatinya untuk mejadi lesbi. Pada umumnya pelesbi akan berpenampilan selayaknya laki-laki bagi pelesbi yang menyamar jadi laki-laki. Dan yang perempuan pun akan berdandan serba feminism. Untuk pelesbi yang berperan laki-laki sering diantara mereka akan punya tindik di kupingnya, di bibirnya atau di dalam lidahnya. Gaya rambutnya akan sengaja dibuat selaki-laki mungkin. Mulai dinaikkan dengan gelly atau dipangkas selayaknya supporter sepak bola yang njegrak ke atas, menantang langit. Pelesbi laki-laki akan punya rantai di lehernya, diletakkannya rantai itu juga di saku dengan celananya. Pelesbi laki-laki benarkah banyak yang punya tato pada bagian tubuhnya? Pelesbi yang nyamar laki-laki kebanyakan merokok.
Bagaimana dengan pelesbi perempuan? Yang perempuan mereka cuma ngerti dandan doang!
2). Pelesbi Punya Anak...?
Berupa apakah anak dari pasangan pelesbi itu? Rupanya anak dari pelesbi itu hanya sebuah boneka. Kira-kira boneka yang kebanyakan mereka miliki mirip seperti punya Susanna. Berukuran sedang, yang akan dibawa kemana-mana oleh pemiliknya saat mereka keduanya jalan bersama. Diperlakukannya boneka tersebut seolah anaknya sendiri. Dikasih jepit pada rambutnya, diberi pakaian yang bagus dan kaki boneka itu akan bersepatu. Ada gossip lesbi yang sudah bawa boneka itu tanda kalau mereka sudah melakukan pernikahan sesuai dengan dunia mereka. Terus, gimana cara lesbian menyalurkan gairah seksualnya?
Sewaktu di Hong Kong saya pernah kepergok menjumpai pasangan lesbi yang sedang melakukan anu di agency. Mereka bercumbu, tanpa malu-malu melakukan oral seks.
Tidak jarang mereka akan mengumbar nafsunya di tepi jalan.
3). Gabung dalam satu Komunitas Lesbi
Biasanya yang otaknya punya kesadaran bahwa dirinya seorang lesbi, mana kala libur tiba mereka akan menyatu di sebuah pangkalan “milik”mereka. Persisnya di pertigaan jalan, dibawah jembatan. Keberadaan komunitas lesbi kini semakin menguat, dirangsangi oleh adanya acara-acara semacam lomba, dimana akan dipilih siapa lesbi yang paling cantik dan paling ganteng. Pernah saya diajak teman saya ikut menyaksikan suatu acara buat anak-anak yang demikian. Wow cara mereka bergaya lebih keren daripada artis-artis sinetron di layar kaca punya Indonesia. Keberadaan komunitas membuat lesbi bukan semakin berkurang tapi malah bertambah.
Adanya tulisan ini bukan bermaksud saya ingin menyebar cerita buruk citra pelesbi dari negara kita, akan tetapi cukuplah ini sebagai cambuk untuk kita semua untuk bercermin (khususnya kaum perempuan) agar mau waspada terhadap diri kita sendiri, agar kita ini mau memproteksi diri kita sendiri dari berbagai hal yang negatif. Pengetahuan dan wawasan kita sangat berpengaruh besar terhadap apa yang akan kita lakukan dan apa yang tidak ingin kita lakukan. Seperti halnya, memilih menjadi lesbi sebenarnya bukanlah pilihan yang “dibenarkan” dengan alasan apapun.
Setujukah anda bahwa kualitas perempuan di suatu negara sangat berpengaruh terhadap kemakmuran suatu negara itu sendiri? Bagaimana tidak, dari seorang ibu (perempuan) yang cerdaslah akan terlahir dan terbentuk anak-anak bangsa yang cerdas…!
#Indonesia Move On dong#savePerempuanIndonesia!!!
sumber gambar : Dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H