Mohon tunggu...
Suwarni Liu
Suwarni Liu Mohon Tunggu... lainnya -

apa adanya (^_^)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Misteri Dua Wanita

28 November 2015   11:13 Diperbarui: 28 November 2015   11:33 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Om namo Svaha..

Pagi ini, akhirnya, misteri selama seminggu berhasil terkuak oleh Ani.

Aisa, seorang pengacara cantik, sedang menangani sebuah kasus perceraian, di mana yang menggugat adalah teman Aisa & Ani yang bernama Ali. Gugatan perceraian itu diajukan ke pengadilan sekitar pertengahan September 2015, dengan materi ketidakcocokan dalam berumah tangga selama belasan tahun.

Awalnya, antara Ali, Ani dan Aisa, mereka adalah teman dalam sebuah grup BBM, tetapi dalam perjalanan waktu, Ani memutuskan untuk tidak lagi bergabung dengan mereka, karena Ani merasa banyak waktu telah tersita dengan aktip bbm-an, sementara itu Ani mesti lebih banyak menyisihkan waktu buat keluarga kecilnya. Setelah mengucapkan selamat ulang tahun kepada Aisa di bbm, maka Ani pun langsung uninstal bbm nya.

Lama, tidak ada komunikasi, tiba-tiba, 22 November 2015, Aisa bertemu dengan Siska, yang adalah teman Aisa & Ani. Di dalam pertemuan itu, Aisa meminta kepada Siska agar menyampaikan kepada Ani untuk menghentikan aksinya memburukkan nama baik Aisa. Ternyata, kata Aisa, kasus perceraian Ali gagal, dikarenakan Ani telah memberitahukan kepada istrinya Ali, bahwa Aisalah penyebab perceraian ini, bahwa, Aisa sang pegacara adalah wanita lain dalam kehidupan rumah tangga Ali.

Tentu saja Ani sangat terkejut, karena selama ini tidak mengenal istrinya Ali, tidak pernah pula komunikasi. Aisa mengatakan bahwa dia punya bukti kuat tentang Ani yang menggagalkan perceriaan Ali dan katanya Anilah yang menjelek-jelekkan Aisa sebagai orang ketiga dalam rumah tangga Ali. Selama ini, pertemanan Ali, Ani dan Aisa juga baik-baik saja, tidak ada perselisihan, tetapi kenapa tiba-tiba Aisa menuding Ani yang melakukan hal-hal buruk terhadap mereka. Ani berusaha menjelaskan semua kepada Siska, namun ya tentu saja sulit diterima, karena Aisa punya bukti kalo Ani yang telah melakukan penyebaran isu menjelek-jelekkan nama Aisa, sehingga Aisa merasa dipermalukan di kantor dan di lingkungan teman-temannya.

Siska tentu saja percaya kepada kedua temannya, baik Ani maupun Aisa, namun Siska menyarankan agar silent dan biarkan waktu yang akan menjawab. Ani setuju dan tidak melakukan apapun untuk membela diri. Hingga akhirnya, pagi ini, Ani mendapatkan sebuah penjelasan, bahwa semua ini berakar dari bbm. Bbm Ali telah dibaca oleh sang istri, di mana ada komunikasi curhatan Ali kepada Ani yang memang sangat menginginkan Aisa untuk jadia pendampingnya. Ali sangat mencintai Aisa, tidak bisa hidup tanpanya, dan di komunikasi itu juga banyak Ali ceritakan ke Ani tentang hubungan Ali dan Aisa. Jadi, jelaslah semua itu kini, bahwa pantes saja istri Ali mengatakan kepada Aisa dan kantor pengacaranya jika dia tau tentang hubungan Ali dan Aisa itu dari Ani. Bukan langsung dari Aninya, tetapi dari bbm komunikasi antara Ani dan Ali selama ini.

Kemudian, Aisa juga menuding Ani telah mengirim black mail dengan akun palsu ke Aisa yang isinya menjelek-jelekkan pribadi Aisa, juga dituduh Ani mengirim black mail ke beberapa teman baik Aisa. Yang uniknya, Ani tidak pernah tau alamat email Aisa dan teman-temannya, bagaimana mungkin dia yang mengirimkan email teror itu ?
Akhirnya pagi ini, semua terjawab, data di bbm, antara Ali dan Aisa ada bbm komunikasi mereka yang bertukar alamat email, juga bm Ali dan teman2 baik Aisa yang juga mereka bertukar alamat email. Semua itu dicatat istri Ali dan kemudian dia melakukan black mail. Aisa yakin sekali jika black mail itu dilakukan Ani setelah melacak IP Adress, bahwa email itu dikirim dari Bandung tempat domisili Ani, tapi Aisa lupa jika istrinya Ali juga bekerja dan menetap di Bandung.

So, dalam kasus ini, kasian sekali Ani, yang tidak tau apa-apa, kemudian jadi tertuduh dan disomasi pihak Aisa. Ini adalah kisah nyata, tetapi namanya disamarkan. Kisah nyata ini sengaja penulis share, supaya bisa dibaca banyak orang dan dalam hal somasi, sebaiknya dilakukan dengan baik, jangan sampe salah orang. Yang tadinya orang tidak bersalah, tetapi dijadikan kambing hitam, hanya karena dia pernah jadi teman di antara mereka.
Padahal jika dipahami dengan logika oleh Aisa, bahwa selama ini, tidak pernah ada perselisihan, perseteruan antara dirinya dan Ani, bahkan pertemanan mereka selama ini baik-baik saja, dan Ani pun pernah ditanya Ali, apakah mendukung hubungannya dengan Aisa, tentu saja sebagai teman, Ani mendukung apapun hubungan temannya. Apalagi selama ini Ali bercerita bahwa hubungan rumah tangganya sudah kacau belasan tahun lamanya.

Buat kawan-kawan yang pernah ngalami hal yang sama dengan Ani, mohon bersabarlah, waktu akan menjawab, kalo memang ga bersalah, ya keep calm, jangan terpancing emosinya. Bagi kawan-kawan yang pernah ngalami hal yang sama dengan Aisa, sebaiknya, dikonfrontir dulu ke Ani nya tentang hal itu, sebelum melakukan somasi. Jangan seperti Aisa di kisah d atas, yang tidak melakukan konfirmasi terlebih dulu ke Ani, dan langsung percaya dengan apa yang dikatakan istri Ali. Semua jadi saling tertuduh, Ani merasa sedih karena dituduh melakukan hal buruk oleh Aisa. Aisa pun demikian, merasa Ani telah menyudutkannya dengan membongkar hubungannya dengan Ali.Buat kawan-kawan yang pernah ngalami situasi seperti istri Ali, mohonlah bicara jujur, jika mengetahui sesuatu hal itu dari medsos, katakan yang sebenarnya, jangan berbohong bahwa sudah tau tentang sesuatu dari orang lain, padahal sebenarnya itu sudah mengkambinghitamkan orang yang ga bersalah, sekalipun istriya Ali marah membaca komunikasi antara Ani dan Ali, yang mana Ani mendukung Ali berhubungan dengan Aisa, tentu saja, semua itu didasarkan karena alasan Ali yang sudah tidak sangggup hidup dengan istrinya yang selalu cekcok. Itu kan versi Ali ya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun