Mohon tunggu...
Sendyakala
Sendyakala Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Semua Keyakinan Bicara tentang Juru Selamat di Akhir Jaman

18 Maret 2016   09:09 Diperbarui: 18 Maret 2016   10:15 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kehancuran dunia dipandang sebagai kondisi alamiah dan ilmiah sebagai upaya alam dalam menyeimbangkan kondisinya yang tidak stabil. Kehancuran alam adalah sebagai awal kehidupan. Pada masa apokaliptik ditandai akan hadirnya sosok hero yang memperjuangkan kebenaran (http://sonysukmawan. lecture.ub.ac.id)

b. Dunia Tanpa Tuhan

Apa jadinya dunia tanpa Tuhan? Filosof Barat menggambarkan bahwa tidak ada tempat bagi Tuhan pada dunia nalar saat ini. Berturut turut mulai dari Francis Bacon, Descartes, Immanuel Kant, memperkenalkan pemahaman baru yaitu rasionalisme sains modern. 

Jika sebelumnya kebenaran di ukur berdasarkan wahyu maka kini kebenaran diukur oleh kebenaran nalar manusia. Eksistensi yang tidak riel yang tidak dapat diverifikasi secara empiris tidak dianggap kebenaran. Peran kitab suci digantikan oleh rumus matematik (Saidi, 2012). Lebih jauh dijelaskan Nietzsce bahwa Tuhan sudah mati (god is dead). Manusia tidak lagi mengharapkan pertolongan Tuhan. 

Beberapa teoritisi percaya bahwa setelah uni soviet runtuh, dunia berada pada kekuasaan kapitalisme yang sangat rasional yang dikatakan sebagai ideologi final. Kapitalisme telah menjadi sistem tunggal yang mengatur dunia. Namun kapitalisme dibawah kepemimpinan Amerika lambat laun bukan saja gagal mewujudkan dunia yang adil malah melahirkan suatu kondisi kehancuran yang mengglobal dimana manusia ditimpa bencana yang tak terpikirkan sebelumnya. Proyek demokrasi yang sangat rasional digadang-gadang sebagai jalan keluar bagi lahirnya pemimpin yang terbaik malah melahirkan pemimpin ‘penghisap’ dan penindas. 

Pada lapangan sosial, akal manusia telah ditempatkan pada tempat tertinggi sebagai standar kebenaran sehingga orang pintar dijadikan warga utama atau warga negara kelas satu. Namun pada era kapitalisme global ini yang syarat dengan rasio, dan olah pikir semata secara perlahan manusia mulai bergeser keyakinannya dengan mempertuhankan hawanafsunya. Proses ini semakin hari semakin kuat pengaruhnya bahkan dianggap sebagai sesuatu yang logis dan wajar. 

Manusia kemudian berlomba mengejar kesuksesan, keberhasilan dan kejayaan  yang hakiki yaitu penguasaan akan harta, tahta dan seksual. Seluruh proses hidup dan kehidupannya diabadikan hanya untuk beroleh harta, tahta dan kesenangan seksual. Tidak tanggung-tanggung, semua instrumen yang ada di dunia dibuat sebagai fasilitas untuk memperoleh kesenangan tersebut. 

Manusia dengan santai berjalan tanpa tuhan, sebaliknya nafsu sahwat telah menggantikan posisi tuhan. Semakin lama manusia semakin kehausan untuk memenuhi hawanafsunya sementara ketersediaan dunia untuk memenuhi ada batasnya. Dunia seolah terasa kecil dan sempit bagi seorang yang dikuasai hawanafsu. Dunia menjadi sesak dan dijejali pertarungan bahkan peperangan antar manusia untuk memperebutkan kebutuhan manusia. 

Manusia telah diperbudak hawa nafsu. Manusia telah meninggalkan dimensi kemanusiaannya dan jatuh pada dimensi hawa nafsunya yang berdampak pada kerusakan yang maha hebat di muka bumi ini.

c. Konspirasi Global

Banyak kalangan mengingatkan bahwa dunia saat ini diurus oleh satu kekuatan global yang mahadahsyat yang akan membuat pemerintahan tunggal (one world governement) menuju kediktatoran global. Tujuannya adalah menggulingkan pemerintahan yang syah, menghilangkan kepemilikan pribadi, menghancurkan agama, kemudian membangun satu tatanan dunia baru (a new world order). Itu semua mereka tempuh  sebagai bentuk memuliakan iblis sebagai satu-satunya sesembahan di dunia ini (Purbawati, 2013). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun