Mohon tunggu...
sendyagustin
sendyagustin Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi foto foto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak di Koridor Baru

21 November 2024   13:22 Diperbarui: 21 November 2024   13:24 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit pagi itu cerah, secerah harapanku menyambut hari pertama masuk SMA. Aku berdiri di depan gerbang sekolah baru dengan seragam putih abu-abu yang masih tampak licin, hasil setrika semalam. Suasana ramai, ratusan siswa baru berlalu-lalang, beberapa sibuk mencari teman, yang lain terdiam, mungkin sama gugupnya denganku.

Koridor sekolah panjang dan penuh suara. Papan pengumuman besar di tengah lorong mengumumkan daftar kelas. Aku mencari namaku dengan jantung berdebar. "10-1," gumamku lega dan aku bertemu dengan seseorang yang menyapaku terlebih dahulu yaitu melati dia lah yang menjadi teman pertamaku di SMA. Dan melati pun mengajak aku untuk melihat-lihat kelas

Akupun mengangguk.  aku dan melati pun berjalan bersama, berbincang soal betapa besar sekolah ini dan betapa ribetnya peta yang diberikan. Ternyata, melati juga merasa gugup, sama seperti aku.

Hari-hari berlalu, dan aku serta melati semakin dekat. Kita selalu bersama---duduk sebangku, mengerjakan tugas kelompok, hingga berbagi cerita saat istirahat. Aku yang biasanya pendiam perlahan merasa nyaman berbagi mimpi dan kekhawatirannya dengan melati.

Pada suatu sore, ketika hujan deras mengguyur lapangan sekolah, aku bertanya, "Kenapa kamu mau ngajak aku duluan waktu itu?"

Melati tertawa kecil. "Karena aku lihat kamu sendirian, sama seperti aku. Aku pikir, kalau kita sama-sama, mungkin rasanya nggak terlalu menyeramkan."

Akupun tersenyum. Aku merasa bersyukur telah bertemu melati di hari pertamanya. Di koridor yang terasa dingin dan asing, ia telah menemukan seseorang yang membuatnya merasa hangat dan diterima.

Persahabatan kami menjadi awal cerita yang indah, mengiringi langkah-langkah pertama kami di SMA, penuh harapan dan mimpi yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun