Saat ini banyak sekali menjamur berbagai macam produk dan perawatan dari bahan alami atau yang mereka sebut herbal. Namun, produk sintetik dan perawatan dengan teknologi super canggih juga selalu melakukan 'terobosan' baru, dan tetap banyak peminatnya. Sehingga, di masyarakat sendiri selalu muncul pertanyaan seperti :
"Konsumsi yang alami atau sintetik?"
"Pakai yang natural atau buatan?"
Era modern ini memang banyak menawarkan berbagai macam pilihan pada kita untuk kelangsungan hidup yang lebih berkualitas dari segi apapun, termasuk kesehatan. Banyak sekali perkembangan produk-produk kesehatan untuk pencegahan hingga meredakan dan menyembuhkan berbagai macam penyakit, di antara produk kesehatan tersebut ada yang sintetik dan ada yang alami. Trend di seluruh dunia termasuk Indonesia saat ini adalah produk obat herbal. Obat herbal sendiri secara farmasetikal terbagi atas jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Perbedaan atas ketiganya adalah, uji klinis dan pre klinis selama proses produksi untuk menguji kemampuan atau fungsi produk herbal tersebut.
Dahulu hanya Negara-negara Asia saja yang menggunakan produk herbal, namun sekarang dunia barat sudah mengakui kemampuan obat herbal setara dengan obat sintetik lainnya, bahkan lebih aman. Karena mereka akhirnya percaya bahwa produk herbal melalui tahap dan proses yang sama seperti pembuatan obat sintetik, dan juga sudah diuji pula efektivitas dan efikasi (keamanan) dari produk herbal tersebut. Hanya saja kali ini tidak menggunakan bahan kimia melainkan bahan alam sebagai bahan utama dan bahan tambahan lainnya.
Apakah produk herbal ini lebih murah dari obat sintetik? Jawabannya adalah sama saja, atau bisa lebih murah, bisa juga lebih mahal. Kenapa? Karena membutuhkan proses yang panjang dan kompleks, selain itu juga pemilihan sumber bahan utama dan tambahan yang alami berdasarkan impurities (kemurnian), tidak hanya asal saja mengambil dari alam, tetapi budidaya dari bahan alam yang juga melalui proses panjang dan benar-benar alami kemudian baru dilakukan proses produksi selanjutnya.
Sekarang juga telah banyak bermunculan brand-brand baru yang mem-produksi obat herbal yang tergolong jamu, OHT (Obat Herbal Terstandar), hingga Fitofarmaka. Tidak hanya brand baru, brand-brand yang sudah lama berdiri juga mulai memasuki ranah herbal ini. Berbagai macam produk alami yang aman dikonsumsi dan telah terbukti dan terjamin kegunaan dan fungsinya. Semua suplemen atau vitamin atau produk herbal sebaiknya dipilih yang sudah ter-sertifikasi layak edar. Bila telah ada izin edar, pastinya lembaga yang memberikan izin juga sudah melakukan serangkaian uji efektivitas dan efikasi untuk produk herbal tersebut.
Jadi, silahkan pilih produk herbal yang sesuai dengan kondisi Anda, dan jangan lupa untuk konsultasi terlebih dahulu dengan ahlinya (dokter, apoteker, atau herbalist).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H