Mohon tunggu...
Sendi Wijaya
Sendi Wijaya Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Mpd Univeritas Pelita Harapan

Seorang mahasiswa magister pendidikan di Universitas Pelita Harapan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Discovery Learning Jerome S. Bruner

3 November 2021   22:03 Diperbarui: 3 November 2021   22:11 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Jerome S. Bruner merupakan seorang psikolog terbaik di abad ke dua puluh. Lahir pada 1 Oktober 1915, pria berkebangsaan New York, Amerika Serikat ini, merupakan seorang peneliti beraliran kognitivisme. Teori belajar yang digagas oleh Bruner memiliki peranan penting di dalam dunia pendidikan hingga saat ini. Dua buah karyanya yang berjudul "Proses Pendidikan" dan " Menuju Teori Instruksi" merupakan karya yang sudah banyak dibaca orang di seluruh dunia dan diakui sebagai karya klasik. Bruner mengakui bahwa belajar merupakan suatu proses untuk mempertahankan serta mengubah informasi secara aktif.

Banyak ahli yang menggagas teori belajar membahas mengenai konsep belajar dan penerapannya di dalam pendidikan dari masa ke masa. Semua teori belajar yang memiliki konsep dan pengertian yang berbeda-beda serta memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Salah satunya Jerome S. Bruner. Bruner menggagas teori belajar yang disebut "discovery learning". 

Apabila kita melihat sekilas definisi dari teori ini, pada dasarnya hampir sama dengan teori belajar yang diagas oleh John Dewey yaitu experiential learning atau learning by doing. Namun berbeda dengan teori Dewey, teori yang digagas oleh Bruner ada pengalaman yang disebut juga sebagai AHA experience atau bisa diartikan menjadi "Nah! Ini dia!". 

Artinya, dapat kita tarik garis besar perbedaan pada tiap teori belajar yaitu terletak pada proses untuk mencapai tujuan di dalam pembelajaran. Teori discovery learning yang digagas oleh Bruner ini merupakan pengembangan kognitif pelajar.  Masih menurut Bruner, perkembangan kognitif dibagi menjadi tiga tahap yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Mari kita lihat lebih dekat setiap tahapan dari teori belajar yang digagas oleh Bruner ini.

  • Tahap Enaktif, tahap di mana seorang siswa melakukan kegiatan-kegiatan dalam usahanya mengerti dan memahami lingkungan, tahap ini didominasi oleh anak berumur 5-7 tahun.
  • Tahap ikonik, tahap di mana seorang anak melihat lingkungan melalui gambar-gambar atau visualisasi verbal
  • Tahap simbolik, tahapan di mana ide-ide abstrak dipengaruhi oleh bahasa dna logika.

Menurut Bruner, guna mengembangkan kemampuan kognitif siswa, maka seorang siswa perlu melalui beberapa proses yaitu perolehan informasi, pengolahan informasi, dan mengadakan tes kecukupan. Semuanya ini dilakukan guna mencapai suatu tujuan akhir yaitu discovery learning. Ada beberapa prinsip teori belajar discovery learning menurut Bruner yaitu:

  • Semakin tinggi perkembangan kognitif seorang anak, makin meningkat pula ketidaktergantungan anak tersebut terhadap individu lain.
  • Pertumbuhan seseorang bergantung pada perkembangan kemampuan internalnya untuk memproses informasi.
  • Untuk mengembangkan kognitif siswa, maka diperlukan interaksi yang sistemik antara guru dan siswa.
  • Pekembangan kognitif dapat meningkatkan kemampuan seorang anak untuk memberikan perhatian kepada stimulus serta melalui aktivitas-aktivitas.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, bahwa teori belajar yang sudah banyak digagas oleh para ahlis pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitupun dengan teori belajar Bruner ini. Berikut kelebihan dan kekurangan teori discovery learning ini:

  • Kelebihan
  • Pengetahuan yang didapatkan akan bertahan lebih lama dan anak juga mudah mengingatnya
  • Efek transfer yang lebih baik berdasarkan penelitian dibandingkan dengan hasil belajar lainnya
  • Meningkatkan nalar, kemampuan berpikir bebas dan sistematis seorang anak
  • Kekurangan
  • Tidak semua mata pelajaran dapat menerapkan teori belajar discovery learning ini
  • Tidak semua anak dapat bekerjasama melakukan proses berpikir yang diharapkan
  • Teori ini tidak dapat diterapkan untuk sekali tatap muka, memerlukan waktu yang lebih lama.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teori discovery learning yang digagas oleh Bruner dapat memberikan kontribusi besar pada perkembangan kognitif siswa. Ranah kognitif seorang siswa bergantung pada sebarapa banyak dan efektif informasi yang diberikan terserap serta kemampuan analisis seorang anak. Semakin baik kemampuan tersebut, maka hasil belajar pun akan semakin meningkat serta dapat juga meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun