Senyummu yang merekah di pagi,
Kini tinggal lukisan hampa di hati.
Teh terakhir, tegukan getir,
Manis janji terlarut pahit getir.
Patah hati, ampas di dasar,
Mengendap kelabu, tak mau tersapar.
Secangkir kosong, cerminan pilu,
Bekas cetakan jari, bisikan lagu.
Perlahan kubiarkan pergi,
Memudar di hembusan angin pagi.
Meski porselen masih dingin,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!