Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rumah Pohon di Antara Awan

17 Januari 2024   09:54 Diperbarui: 17 Januari 2024   10:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak semua rumah terbuat dari semen dan bata. Rumahku, misalnya, terbuat dari mimpi dan dedaunan. Bertengger di atas ranting kokoh pohon beringin berusia ratusan tahun, rumahku adalah istana rahasia di antara awan.

Untuk mencapai rumahku, kau harus menaiki tangga spiral kayu yang meliuk-liuk ke atas. Setiap anak tangga ibarat bait dalam sebuah lagu, berbisik cerita tentang angin dan burung yang menjadi teman serumahku. Jendela-jendelaku tak terbuat dari kaca, melainkan celah-celah dedaunan yang memantulkan cahaya matahari menjadi mozaik keindahan.

Pagi hari, aku dibangunkan oleh kicauan burung dan simfoni sinar matahari yang menembus masuk. Dari serambi rumahku, aku bisa melihat panorama sawah hijau terhampar luas, dihiasi gurat-gurat sungai yang berkelok-kelok bak pita perak. Langit birunya adalah kanvas luas tempat awan berlayar, terkadang membentuk gajah, kuda, atau kastil impian.

Siang hari, rumahku berubah menjadi perpustakaan rahasia. Aku bertualang ke negeri-negeri ajaib bersama tokoh-tokoh buku, diiringi alunan musik angin yang mengalun lewat dedaunan. Kadang-kadang, kakekku, sang pendongeng ulung, datang berkunjung dan mengisi rumahku dengan kisah-kisah leluhur dan petualangan.

Sore hari, menjadi saat teduh untuk berbisik rahasia dengan bintang-bintang. Dari atap genteng berlumutku, aku bisa menyaksikan matahari terbenam, langit berubah menjadi palet warna jingga, ungu, dan merah jambu. Senyap hening malam dipenuhi suara jangkrik dan kunang-kunang yang berkelap-kelap bak lampu peri.


Rumahku mungkin tak semewah hunian-hunian di bawah sana, tapi bagiku, ini adalah istana terindah di dunia. Setiap rantingnya berisi kenangan, setiap dedaunnya berbisik cerita, dan setiap hembusan angin membawa pulang rasa rindu.

Suatu hari, teman-teman sekelasku berkunjung ke rumahku. Mata mereka berbinar-binar takjub melihat istanaku di antara awan. Sejak saat itu, rumahku tak lagi rahasia. Mereka sering datang, membawa tawa dan cerita, menambah riuh rendah istana di atas angin ini.

Rumahku tak sekadar tempat tinggal. Ia adalah sahabat, ruang imajinasi, dan bukti bahwa mimpi bisa tumbuh tinggi, bahkan melebihi pohon beringin tempat ia bernaung. Dan di antara awan, aku berjanji akan terus menjaga istana impian ini, tempat di mana mimpi dan dedaunan berpadu menjadi rumah terindah di dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun