Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Catatan Kaki di Atas Langit: Kisah Rara, si Gadis Penakluk Awan

12 Januari 2024   12:32 Diperbarui: 12 Januari 2024   13:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rara bukanlah gadis biasa. Bukan karena dia bisa terbang, bernapas api, atau punya kekuatan super. Kekuatan Rara terletak pada kakinya, tepatnya pada sepatu kets biru langit kesayangannya yang sudah usang dan penuh coretan tinta. Dengan sepatu itu, Rara bisa berlari kencang, meloncat tinggi, dan bahkan, menapak awan.

Awan adalah sahabat Rara. Sejak kecil, dia menghabiskan waktunya bermain di atas atap rumah, berlari di antara gumpalan awan putih, dan membayangkan dirinya sebagai penjelajah langit. Awan menjadi teman curhatnya, tempat tersembunyinya dari keramaian dunia, dan sumber imajinasinya yang tak pernah kering.

Suatu hari, langit kota Rara tercoreng. Asap pabrik membumbung tinggi, menutupi matahari, dan udara terasa berat. Awan-awan putih yang dulu menjadi permadani langit tak lagi bersinar. Mereka berubah menjadi awan kelabu, layaknya wajah cemberut yang sedih.

Rara khawatir. Dia tak tahan melihat sahabatnya, langit, dicengkeram kesedihan. Dia tahu harus berbuat sesuatu. Tapi apa yang bisa dilakukan seorang gadis kecil dengan sepatu kets usang?

Malam itu, di bawah cahaya bintang yang masih mengintip di antara awan kelabu, Rara mendapat ide. Dia akan berlari, berlari sekencang-kencangnyanya, dan melompat setinggi-tingginya untuk mengusir asap hitam dari langit. Dia akan mengembalikan senyum awan dan membawa kembali cahaya matahari.

Keesokan harinya, Rara mengenakan sepatu kets biru langitnya, yang sekarang tampak semakin kusam. Dia berdiri di atap rumah, bernapas dalam-dalam, dan berteriak, "Ayo, sahabat, kita usir asap jahat itu!"

Dengan sekuat tenaga, Rara berlari. Kakinya yang kecil menari di atas atap, ringan dan cepat. Dia melompat, meloncat tinggi, melampaui rumah-rumah dan pohon-pohon, hingga kakinya menyentuh awan kelabu.

Di atas awan, Rara berlari dan berlari. Dia mengejar asap hitam, mengibaskan debu dengan sekejap kaki dan teriakan lantang. Perlahan-lahan, awan kelabu terurai, terusir oleh semangat Rara yang tak kenal lelah.

Satu per satu, asap hitam menghilang. Matahari mengintip malu-malu, lalu bersinar terang, menerangi wajah awan yang kini tersenyum lebar. Langit kota Rara kembali biru, seperti hamparan kanvas tak bertepi.

Rara turun dari langit, kakinya berdebu dan senyumnya lebar. Dia telah mengalahkan asap hitam, menyelamatkan sahabatnya, dan mengembalikan cahaya ke kota. Dia membuktikan bahwa bahkan seorang gadis kecil dengan sepatu kets usang bisa menjadi pahlawan, pahlawan bagi awan dan pahlawan bagi langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun