Bukan caping yang di kepala, tapi headset bluetooth
Bukan cangkul yang di tangan, tapi tablet touchscreen
Bukan sawah lumpur yang digarap, tapi data panen di-upload
Petani Gen Z, tak lagi hanya berkeringat
Tapi berinovasi, mengikuti perkembangan internet
Sensor tanah, drone penyiram, traktor otomatis
Mengukur kelembaban, memupuk efisien, panen berprediksi
Tak lagi gap teknologi, informasi di genggaman
Belajar online, webinar pertanian
Youtube tutorial, best practice dibagikan
Petani milenial, berjejaring dan berkolaborasi
Petani Gen Z, tak sekadar menanam dan memanen
Tapi memahami pasar, menghitung profit dan margin
Branding produk, pemasaran digital
Bertani tak lagi sekadar kebutuhan, tapi peluang
Petani Gen Z, tak melulu di desa
Mengubah kota, rooftop farming meraja
 Hidroponik, aquaponik, vertical garden
Petani urban, menghasilkan pangan masa depan
Puisi ini menggambarkan perubahan wajah petani di era digital. Petani Gen Z tidak lagi identik dengan caping dan cangkul, tapi memanfaatkan teknologi untuk bercocok tanam dengan lebih efisien dan produktif. Mereka terhubung dengan internet, belajar secara online, dan memasarkan hasil panen melalui platform digital. Petani Gen Z tidak hanya bertani untuk memenuhi kebutuhan pokok, tapi juga melihat pertanian sebagai bisnis yang potensial dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan masa depan.
Berikut adalah beberapa makna yang terkandung dalam puisi tersebut:
Pemanfaatan teknologi Puisi ini menekankan bagaimana petani Gen Z memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Sensor tanah, drone penyiram, traktor otomatis, dan platform digital hanyalah beberapa contoh teknologi yang digunakan oleh petani masa kini.
Kewirausahaan Petani Gen Z tidak hanya fokus pada produksi, tetapi juga memahami pentingnya pemasaran dan branding. Mereka memanfaatkan media sosial dan platform online untuk menjual produk mereka secara langsung kepada konsumen.
Keberlanjutan Puisi ini juga menyoroti tren urban farming yang semakin populer di kalangan Gen Z. Rooftop farming dan metode hidroponik memungkinkan produksi pangan di tengah keterbatasan lahan perkotaan.
Masa depan pertanian Puisi ini memberikan gambaran optimis tentang masa depan pertanian. Dengan memanfaatkan teknologi, kewirausahaan, dan inovasi, petani Gen Z berpotensi untuk mengubah wajah pertanian dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan dunia.
Saya harap puisi ini dapat menginspirasi dan memotivasi generasi muda untuk melihat pertanian dengan perspektif baru. Pertanian bukan lagi sekadar pekerjaan tradisional, tetapi bisa menjadi bisnis yang inovatif dan menjanjikan di era digital.