Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sang Pelestari Bumi Memaknai Kehidupan Seorang Petani

1 Januari 2024   13:37 Diperbarui: 2 Januari 2024   03:20 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pramborsfm.com/news/indonesia-diprediksi-tak-akan-miliki-petani-pada-tahun-2063

Dalam hiruk pikuk kota dan gemerlap teknologi, seringkali kita melupakan tulang punggung peradaban, mereka yang dengan tekun membenamkan tangan di tanah, menaburkan benih harapan, dan menyirami mimpi panen para petani. Mereka adalah pelestari bumi, penjaga ketahanan pangan, dan penjahit benang kehidupan bagi miliaran manusia.

Petani, di balik kesederhanaan pakaian dan kehidupan mereka, menyimpan kisah perjuangan yang tak terkatakan. Matahari terbit menjadi alarm pengingat, keringat adalah pupuk terbaik, dan doa senantiasa dipanjatkan kepada langit yang menurunkan berkah hujan. Setiap langkah kaki di sawah adalah langkah menumbuhkan harapan, setiap genggaman tangan yang memetik buah adalah wujud syukur atas karunia alam.

Kehidupan petani tak melulu tentang panen yang berlimpah. Ada nestapa ketika gagal panen, ketika harga jatuh, dan ketika cuaca tak bersahabat. Namun, di dalam jiwa mereka terjalin ketabahan, kesabaran, dan semangat pantang menyerah. Dari tanah, mereka belajar arti keikhlasan, dari alam mereka belajar arti keselarasan, dan dari langit mereka belajar arti penyerahan.

https://publika.rmol.id/read/2023/01/01/558949/petani-indonesia-sudahkah-sejahtera
https://publika.rmol.id/read/2023/01/01/558949/petani-indonesia-sudahkah-sejahtera

Petani bukan hanya profesi, tapi juga panggilan jiwa. Ada cinta yang tertanam dalam setiap detak jantung mereka untuk tanah yang digarap, untuk tanaman yang dirawat, dan untuk hasil panen yang akan dinikmati banyak orang. Cinta yang tak lekang oleh panas terik matahari, tak luntur oleh guyuran hujan, dan tak padam oleh tantangan zaman.

Menghargai petani bukan hanya membeli hasil panen mereka, tapi juga memahami jerih payah dan perjuangan mereka. Menyayangi petani adalah memastikan kesejahteraan mereka, melindungi hak-hak mereka, dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bertani. Menjaga kelestarian petani adalah menjaga kelestarian pangan, menjaga kemandirian bangsa, dan menjaga masa depan peradaban manusia.

Mari kita mulai dari diri sendiri, dengan menghargai setiap bulir beras yang kita makan, dengan mengurangi jejak karbon, dan dengan mendukung sistem pangan yang berkelanjutan. Mari kita berikan apresiasi kepada para petani, para pahlawan tanpa tanda jasa yang telah memberi makan dunia.

Jadi, di bulan Januari ini, saat kita menuliskan resolusi dan harapan, jangan lupa sertakan harapan untuk kesejahteraan para petani, pejuang pangan di garis depan kehidupan. Biarkan keringat mereka disiram dengan apresiasi, biarkan jerih payah mereka dibalas dengan keadilan, dan biarkan doa mereka dikabulkan dengan panen yang berlimpah. Karena di tangan merekalah, tergenggam benang kehidupan, dan di hati merekalah, terpatri cinta yang tak pernah padam bagi bumi dan seisinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun