Mohon tunggu...
Sendi Suwantoro
Sendi Suwantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua SEMA FTIK IAIN Ponorogo 2023/2024

Jangan pernah meremehkan orang walaupun bersalah jangan memandang diri sendiri ketika punya kelebihan

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kontradiksi dan Romansa Membedah Tragedi Cinta di Bumi Manusia

21 Desember 2023   00:52 Diperbarui: 21 Desember 2023   00:58 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  novel bumi manusia kreatifitas artistik yang ditopang dengan sejarah (bandungkita.id)

Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer dianggap sebagai salah satu karya sastra Indonesia yang paling signifikan. Novel ini menceritakan kisah seorang pemuda Jawa bernama Minke yang berasal dari keluarga ningrat.

Minke menggunakan tulisannya sebagai senjata untuk melawan kolonialisme karena dia memiliki cita-cita untuk membangun bangsanya.

Cinta adalah tema utama novel ini. Minke jatuh cinta pada Nyai Ontosoroh, seorang wanita Jawa-Belanda yang berada di atasnya. Cinta mereka dihalangi oleh banyak tantangan, seperti kolonialisme, perbedaan status sosial, dan perbedaan ras.

Kisah cinta Minke dan Nyai Ontosoroh penuh dengan romansa dan kontradiksi karena status sosial dan ras mereka yang berbeda.

Minke adalah seorang pribumi dan Nyai Ontosoroh adalah seorang wanita berdarah campuran. Hubungan mereka sulit diterima masyarakat karena perbedaan status sosial ini.

Sebaliknya, kisah cinta mereka juga penuh dengan romantisme. Nyai Ontosoroh dan Minke sangat mencintai satu sama lain sehingga mereka rela mengorbankan segalanya untuk satu sama lain. Minke bahkan rela meninggalkan rumahnya dan keluarganya untuk bersama Nyai Ontosoroh.

Hubungan Minke dan Nyai Ontosoroh menunjukkan keadaan sosial-politik Indonesia saat itu. Pada saat itu, Belanda masih menjajah Indonesia. Diskriminasi yang beragam terhadap penduduk asli Belanda disebabkan oleh kolonialisme Belanda, termasuk perbedaan status sosial dan ras.

Salah satu hambatan terbesar dalam hubungan mereka adalah perbedaan status sosial Minke dan Nyai Ontosoroh. Minke adalah seorang pribumi, sedangkan Nyai Ontosoroh adalah seorang wanita berdarah campuran. Hubungan mereka sulit diterima masyarakat karena perbedaan status sosial ini.

Perbedaan ras tidak hanya menyebabkan perbedaan status sosial, tetapi juga mengganggu hubungan mereka. Sementara Nyai Ontosoroh berasal dari Belanda, Minke adalah orang asli. Perbedaan ras ini membuat masyarakat menganggap hubungan mereka tabu.

Kisah cinta Minke dan Nyai Ontosoroh mencerminkan budaya Jawa juga. Dalam budaya Jawa, status sosial dan ras sangat penting dalam menentukan hubungan antarmanusia, dan perbedaan status sosial dan ras dapat menjadi penghalang dalam hubungan cinta.

Pada masa itu, pernikahan antara penduduk asli dan non-penduduk asli masih dianggap tabu dalam budaya Jawa. Hal ini disebabkan oleh keyakinan bahwa pernikahan tersebut dapat merusak tatanan sosial yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun