Haitham al-Homs, direktur Layanan Darurat di Rafah, melaporkan bahwa sejak pasukan Israel mundur, ada sekitar 150 panggilan dari warga yang mencari anggota keluarga yang hilang di bawah rumah-rumah. Otoritas Palestina memperkirakan ada 10. 000 orang yang hilang. Tanpa tanda jelas, tim pencari mengandalkan informasi dari keluarganya atau mengikuti bau yang berasal dari reruntuhan.
Pemerintah Israel melarang media internasional untuk masuk dan melaporkan keadaan di Gaza, membuat jurnalis lokal menjadi sumber informasi utama. Setiap hari, Haitham memperbarui daftar orang yang ditemukan dengan meneliti reruntuhan, sering kali hanya menemukan potongan tulang. Bagian-bagian tubuh ditempatkan dalam kantong jenazah putih yang bertuliskan "majhoul," yang berarti "tidak teridentifikasi. "
Osama Saleh menemukan kerangka manusia di rumahnya setelah gencatan senjata dan merasa sangat sedih. Dia menggambarkan bagaimana melihat tubuh-tubuh tersebut sangat menakutkan dan menyakitkan. Banyak keluarga datang ke rumah sakit, mencari sisa-sisa tubuh. Sebuah keluarga menemukan potongan tulang dan pakaian yang diyakini milik Abdul Salam, yang hilang di daerah perang. Seorang saudara Abdul Salam datang untuk mengidentifikasi sisa-sisa tubuh tersebut.
Aya al-Dabeh, seorang gadis berusia 13 tahun, ditembak oleh seorang penembak jitu Israel saat berada di sekolah. Keluarganya menguburkannya di samping sekolah, tetapi saat militer Israel mengambil alih tempat tersebut, ibunya terpaksa meninggalkan makamnya. Ketika mencoba mengecek makamnya setelah gencatan senjata, keluarganya mendapati bahwa bagian-bagian tubuh Aya tersebar.
Keluarga tersebut berencana untuk mengumpulkan sisa-sisa tubuh dan memberikan penghormatan terakhir dengan pemakaman yang layak. Lina, ibu Aya, mengalami kesedihan mendalam dan bertanya-tanya apa yang dapat dilakukan secara berbeda.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI