Mohon tunggu...
sendirobansah
sendirobansah Mohon Tunggu... Lainnya - Duta Sampo Lain

Menuliskan yang dapat ditulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pencarian orang-orang hilang di gaza

24 Januari 2025   08:37 Diperbarui: 24 Januari 2025   08:37 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : https://www.radnet.com/temecula-valley/news/no-bones-about-it-fun-facts-about-bones)

Segalanya dalam keadaan kacau. Di tengah puing-puing, terdapat barang-barang pribadi seperti ransel anak, sepatu lari, panci besi yang rusak, dan bagian-bagian furnitur. Barang-barang ini sering kali milik mereka yang telah meninggal dan tergeletak di sekitar reruntuhan.
Haitham al-Homs, direktur Layanan Darurat di Rafah, melaporkan bahwa sejak pasukan Israel mundur, ada sekitar 150 panggilan dari warga yang mencari anggota keluarga yang hilang di bawah rumah-rumah. Otoritas Palestina memperkirakan ada 10. 000 orang yang hilang. Tanpa tanda jelas, tim pencari mengandalkan informasi dari keluarganya atau mengikuti bau yang berasal dari reruntuhan.

Pemerintah Israel melarang media internasional untuk masuk dan melaporkan keadaan di Gaza, membuat jurnalis lokal menjadi sumber informasi utama. Setiap hari, Haitham memperbarui daftar orang yang ditemukan dengan meneliti reruntuhan, sering kali hanya menemukan potongan tulang. Bagian-bagian tubuh ditempatkan dalam kantong jenazah putih yang bertuliskan "majhoul," yang berarti "tidak teridentifikasi. "

Osama Saleh menemukan kerangka manusia di rumahnya setelah gencatan senjata dan merasa sangat sedih. Dia menggambarkan bagaimana melihat tubuh-tubuh tersebut sangat menakutkan dan menyakitkan. Banyak keluarga datang ke rumah sakit, mencari sisa-sisa tubuh. Sebuah keluarga menemukan potongan tulang dan pakaian yang diyakini milik Abdul Salam, yang hilang di daerah perang. Seorang saudara Abdul Salam datang untuk mengidentifikasi sisa-sisa tubuh tersebut.

Aya al-Dabeh, seorang gadis berusia 13 tahun, ditembak oleh seorang penembak jitu Israel saat berada di sekolah. Keluarganya menguburkannya di samping sekolah, tetapi saat militer Israel mengambil alih tempat tersebut, ibunya terpaksa meninggalkan makamnya. Ketika mencoba mengecek makamnya setelah gencatan senjata, keluarganya mendapati bahwa bagian-bagian tubuh Aya tersebar.

Keluarga tersebut berencana untuk mengumpulkan sisa-sisa tubuh dan memberikan penghormatan terakhir dengan pemakaman yang layak. Lina, ibu Aya, mengalami kesedihan mendalam dan bertanya-tanya apa yang dapat dilakukan secara berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun