Kudeta Kota Mekkah berlangsung pada 20 November 1979 bertepatan dengan awal 1400 Muharam.Sekelompok radikal bersenjata di bawah pimpinan Juhaiman al-Utaibi berhasil menguasai tempat suci umat Islam,masjid Al-Haram.Mereka memprotes kebobrokan Kerajaan Saudi beserta aliansi haramnya dengan dunia Barat. Ketika hendak menerobos masuk kompleks masjid,kepolisian beserta militer Saudi menjadi bulan-bulanan sniper yang sudah menunggu di atas masjid.Ratusan jamaah haji dari berbagai Negara menjadi sandera Juhaiman.Pemerintah Saudi awalnya menutup-nutupi peristiwa berdarah tersebut,bahkan memalsukan siaran salat Jumat yang biasanya langsung disiarkan dari masjid Al Haram Juhaiman beserta para pengikutnya meyakini bahwa Al Mahdi telah datang.Dalam kepercayaan Islam disebutkan bahwa menjelang akhir jaman,akan muncul imam Mahdi atau Al Mahdi yang akan memerangi Dajjal dan menghapus angkara murka. juhaiman Imam Mahdi memiliki cirri-ciri bertubuh tinggi,hidungnya mancung dengan dahi yang lebar.Ia memiliki nama yang sama dengan Nabi Muhammad,dan yang tak kalah pentingnya ia merupakan keturunan langsung dari Suku Qurays.Imam Mahdi akan dibaiat di tanah suci Mekkah,di dekat Kakbah,diantara tembok yang berbentuk huruf C yang di dalamnya terdapat Hajar Aswad dan makam Ismail. Menurut Juhaiman,deskripsi mengenai Imam Mahdi tersebut telah muncul ke dalam diri seorang pemuda yang bernama Muhammad Abdullah.Para pengikut Juhaiman mengaku bertemu dengan Imam Mahdi dalam mimpinya dan wajahnya sangat mirip dengan Muhammad Abdullah. Juhaiman beserta pengikutnya segera merencanakan pembabtisan “Imam Mahdi” dengan menguasai Masjid Al Haram terlebih dahulu.Awalnya terdapat pro-kontra mengenai penggunaan senjata di dalam komplek masjid Al Haram yang didalam agama Islam diharamkan.Namun Juhaiman berhasil meyakinkan para pengikutnya menggunakan senjata untuk mengahlau pasukan Saudi yang diperkirakan akan mengganggu jalannya prosesi ini. “AL Haram akan ditaklukan dan dipertahankan dengan senjata,kita tidak akan melakukan tembakan sebelum para tentara tersebut menyerang”,ujar Juhaiman. Saat tanggal satu Muharam tiba,para pemberontak berhasil mengambil alih masjid.Juhaiman memastikan semua tembok telah terkunci dan para sniper nya telah disebar demi menjaga tempat ini.Juhaiman mempersilahkan kakak dari sang mahdi Muhammad Abdullah,Sayid untuk menyampiakan orasi melalui mikropon. Berbagai macam kejahatan Istana Saudi diungkapkan dengan fasih,dan menyebutkan bahwa ini merupakan tanda-tanda dari akhir jaman,kemenangan umat Islam terhadap orang kafir akan segera datang. Pangeran Fawas,saudara raja sekaligus Gubernur Mekkah ditunjuk sebagai salah satu contoh bobroknya Kerajaan Saudi,ia dituduh oleh Sayid sering melakukan pesta pora yang berlebihan.Sayid kemudian menyuarakan bahwa Saudi kini telah menjadi budak kafir dengan berbagai macam tindakan tercelanya seperti mencemari tanah suci dengan mengijinkan wanita bekerja di depan umum,serta kedekatan Saudi dengan Amerika yang dianggap telah menghianatai umat Islam. Di akhir orasinya Sayid menjelaskan bahwa kini telah muncul harapan baru,sebagaimana yang dijelaskan oleh Juhaiman bahwa Imam Mahdi kini telah muncul.Ia mengajak umat Islam untuk berbondong-bondong mengikuti Imam Mahdi menggulingkan Pemerintahan Saudi. Pemerintah Saudi bertindak cepat namun gegabah dengan mengirimkan pasukan untuk menyerbu masjid Al Haram.Kepolisian Saudi yang maju pertama kali menjadi bulan-bulanan sniper Juhaiman,begitu pula dengan pasukan militer yang diterjunkan.Starategi yang diterapkan gagal menumpas para pemberontak.Selain itu para tentara tersebut ragu-ragu untuk bertindak,pertama karena takut berdosa dengan menggunakan senjata di dalam Al Haram,kedua mereka percaya omongan Juhaiman perihal munculnya Imam Mahdi. Pemerintah Saudi merespon peristiwa ini dengan mengumpulkan para ulama terkemuka.Tanggal 23November,akhirnya sekitar 30 ulama senior menerbitkan fatwa yang memberikan ijin Pemerintah untuk menindak para pemberontak.Para ulama sepakat menunjuk Juhaiman dan pengikutnya sebagai pihak yang bersalah atas penodaan tempat suci tersebut. Ternyata hal ini tidak serta merta menyelsaikan permasalahan,para pembrontak masih sulit untuk ditaklukan.Pemerintah Saudi kemudian meminta bantuan pada Bin Laden Group selaku perusahaan yang memperbaiki masji Al Haram untuk memberikan blueprint peta masjid.Bin Laden Group merupakan perusahaan keluarga Osamah Bin Laden yang masih eksis sampai sekarang. Bermodalkan blueprint tersebut,Jenderal Dhariri selaku komandan memerintahkan pasukannya untuk membawa kendaraan lapis baja sejenis APC masuk ke dalam lorong-lorong masjid. APC Juhaiman tidak kalah pintarnya,kemudian digunakanlah bom-bom Molotov yang terbuat dari botol untuk menghalangi kendaraan lapis baja yang masuk.Pasukan infanteri yang bersembunyi dibalik kendaraan tersebut muntahkan tembakan ke dalam lorong yang gelap,mereka merasa berperang dengan hantu karena kondisi yang gelap menyamarkan keberadaan pasukan pemberontak. Korban berjatuhan di antara kedua belah pihak,Muhammad Abdullah yang dianggap sebagai Mahdi tersebut dengan sigap memungut kembali setiap granat yang dilemparkan pasukan Saudi dan melemparkannya kembali kearah mereka.Berulang kali Mahdi tersebut berhasil namun pada suatu kesempatan,granta tersebut keburu meledak di tangannya,sosok yang dianggap Mahdi tersebut pun akhirnya tewas. Juhaiman beserta pengikutnya yang masih tersisa menolak untuk menyerah dan masih melanjutkan pertarungan sengit. Akhirnya para pangeran beserta Raja Saudi King Khalid merasa bahwa situasi sudah di luar kendali dan kini saatnya untuk meminta bantuan dari pihak asing.Pilihan pertama jatuh kepada Amerika,namun mengingat sentiment anti Amerika yang begitu besar kala itu diperkirakan hanya akan memperkeruh situasi.Kemudian terdapat pasukan Jordania yang cukup terlatih.Pasukan Jordan pernah dilatih secara langsung oleh pemerintah Inggris,namun Raja Saudi menolaknya karena dulunya Kerajaan Jordan pernah mencoba menguasai Arab,ditakutkan jika orang-orang Jordan datang kesini mereka akan menolak untuk pergi.Akhirnya pilihan jatuh kepada Prancis,yang bersedia mengirimkan komandan terbaiknya untuk mengkoordinir pasukan Saudi dengan satu catatan,pihak Prancis harus merahasiakan hal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H