Kaliwedi Lor, Rabu, 25 Mei 2011
Senandung Rindu – detakNews.com
[caption id="attachment_110396" align="alignright" width="247" caption="Wa Gebrod"] [/caption]
N
amanya Mulus, tapi dia lebih senang dipanggil Wa Gebrod. Padahal nama tersebut biasanya disandang pada laki-laki yang sudah lanjut, sangat tidak sesuai dengan kenyataan dirinya yang masih nampak muda, tampan, dan enerjik.
Wa Gebrod, yang ditemui di dalam resepsi pernikahan Ati Suryati binti Mufid (gadis Desa Ujungsemi, Cirebon) dengan Supardi bin Sairi (pemuda Ngawi, Jawa Timur) pada Rabu, 25 Mei 2011, di Dusun II, Desa Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, nampak sedang sibuk mengabadikan moment-moment penting, saat itu mempelai sedang mengucapkan ijab kobul.
Penulis baru akan melakukan bincang-bincang ringan dengannya pada saat istirahat. Ketika penulis menyapanya, di luar dugaan ia menyambut hangat uluran tangan penulis. Sejurus kemudian ia kembali melakukan pekerjaannya, memotret, karena mempelai akan memperlihatkan Surat Nikah yang baru saja mereka dapatkan. Ketika selesai ia segera menemui penulis sambil meminta maaf.
[caption id="attachment_110399" align="alignleft" width="341" caption="Supardi dan Ati Suryati"][/caption] Sejak tahun 1995
Menurut pengakuannya, sejak tahun 1995 ia baru mulai menekuni bidang photografer ini. Pada saat itu ia menggunakan kamera Ricoh yang dibeli dari kakak iparnya, Sayidi, yang sudah lebih dulu berprofesi sebagai tukang photo, seharga Rp 150.000,-Mungkin nasib sedang mujur, order pemotretan lumayan banyak sehingga ia perlu membuat studio di rumahnya. “Sebenarnya, awalnya, potret-memotret ini bukan kesenangan saya. Saya lebih senang menekuni perbengkelan mobil.” Ia memulai bercerita. Pada akhirnya ia sedikit demi sedikit mulai menyenangi profesi barunya tetapi ia tidak melupakan perbengkelan mobil, “Saya tidak mungkin melupakan masalah bengkel, karena itu merupakan cita-cita saya sejak masih sekolah.”
[caption id="attachment_110400" align="alignright" width="258" caption="Penyerahan Mahar"][/caption] Selain menjadi photografer ia merambah ke shoting video. Penghasilan dari kedua pekerjaannya itu dijelaskan untuk photo Rp 200.000,-/1 roll. Dan untuk video Rp 250.000,-/1 keping. Setiap bulannya dirata-rata mendapatkan order sebanyak 20 kali.
Asal mula nama Wa Gebrod
Nama Wa Gebrod yang kini disandangnya berawal ketika ia ikut kesenian Drama Tarling, sayangnya ia sudah lupa tahunnya. Pada saat itu ia lebih senang memakai celana panjang yang ukuran besar, sehingga terlihat gebrad-gebrod (bahasa Cirebon, artinya kurang lebih kedodoran), dan beberapa teman memanggilnya si Gebrod. Dan pada saat kelompok Tarlingnya akan mementaskan drama humor ada yang meminta saya menggunakan Gebrod. Lalu, untuk pemanis nama ia tambahkan Wa, maka jadilah ia Wa Gebrod.
Menjadi Selebriti
Pada suatu ketika ia bergabung dengan Damar Production, sebuah perusahaan yang membuat acara hiburan, sinetron, yang suka mengisi acara di televisi daerah, RCTV. Saat itu sedang menggarap sinetron berjudul “Ditinggal Ning Arab”, dan ia mendapat peran sebagai Bos TKW dari Tegal. Dan sejak itu mulai ada tawaran berikutnya, seperti Edan Anyaran (berperan sebagai orang tua yang gila karena ditinggal mati anaknya), Korban Janji (mendapat antagonis, menjadiorang kaya tetapi kikir), dan terakhir Dipegat Ning Rabi (memerankan orang tua yang menceraikan suami anaknya).
[caption id="attachment_110402" align="alignleft" width="243" caption="Penulis dan Wa Gebrod"][/caption] Dari keempat judul yang dibintanginya, dapat dijelaskan untuk sinetron Ditinggal Ning Arab, tayang di RCTV tahun 2010. Masih di tahun yang sama, Edan Anyaran, di TV Cirebon tidak tayang tetapi bisa tayang di Dian TV Indramayu. Korban Janji, sampai saat ini masih belum tayang, sedangkan Dipegat Ning Rabi, masih dalam penggarapan.
Meskipun Wa Gebrod sudah merambah ke sinetron, suami dari Arsiti (35 tahun) yang dinikahi sejak tahun 1994, mengatakan ia tidak akan meninggalkan profesi lamanya sebagai photografer dan shoting video. Menurutnya, menjadi pesinetron masih belum menjanjikan untuk kelangsungan rumah tangganya, meskipun dibantu oleh sang istri menjadi pengusaha pakaian, orang Cirebon menyebutnya Eberan (penguasaha eber).
Wa Gebrod yang lahir di Winong tahun 1971, dan tinggal di Desa Winong, Gempol, Cirebon, hingga kini masih belum diberi kepercayaan oleh Allah, anak, tetapi ia rumah tangganya tetap bahagia, “Siapa tahu esok lusa Allah mengabulkan doa kami,” harapnya.
Kedua mempelai sedang memegang Surat Nikah [caption id="attachment_110404" align="alignright" width="311" caption="Isi Surat Nikah diperlihatkan "][/caption] Foto2: oki.s/mulus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H