Sturla J. Stalsett menegaskan bahwa, karena kerapuhan merupakan wajah lain dari relasionalitas, baik manusia dan Allah hidup dalam kerapuhan. Kerapuhan Allah bersifat sukarela karena cinta-Nya pada ciptaan yang rapuh. Sebagai wajah konstitutif dari manusia, kerapuhan harus dinyatakan. William Placher menukik lebih dalam dengan menunjukkan bahwa kerapuhan ilahi tersebut menjadi paling nyata di dalam kerapuhan Kristus sendiri.Â
Akan tetapi, lebih lanjut, Placher tidak bermaksud untuk melihat Kristus sebagai lokasi kerapuhan ilahi, sementara dua Pribadi ilahi lainnya bersifat imun dari kerapuhan. Sebaliknya, karena kerapuhan ilahi bersumber pada persekutuan perikoretis dari tiga ilahi, maka kerapuhan bahkan menjadi siapa Allah.
John D. Zizioulas mendekati tema kerapuhan dengan cara berbeda, yaitu melalui konsep inkapasitas yang menandai keterciptaan tragis manusia yang terbatas ruang dan waktu, yang  memuncak ke titik manusia yang terbatas ruang dan waktu, yang  memuncak ke titik kematian. Akan tetapi, dalam merespons inkapasitas tersebut, Zizioulas menawarkan sebuah eklesiologi yang beranjak pada hypostasis Sang Anak yang ke  dalam-Nya kita secara personal maupun eklesial dihipostasisasikan menjadi gereja. Maka, manusia adalah eksistensi eklesial yang secara bersama-sama direngkuh ke dalam Kristus (Adiprasetya: 2021, 30-31).
Akhirnya, jika banyak teolog kerapuhan terlalu terpusat pada kerapuhan Allah di dalam Kristus, Pneumatologi kerapuhan dari Deborah van den Bosch menjadi penyeimbang yang menarik. Hipostasisasi manusia ke dalam Kristus berlangsung berkat karya permeatif Roh Kudus  yang  menjaga ketegangan antara kesatuan dan kemajemukan. Berkat karya Roh itu, manusia yang rapuh dapat berpartisipasi ke dalam kerapuhan Allah di dalam Kristus. Itulah rahmat yang menghargai, merengkuh, memperindah ciptaan yang rapuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI