Peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus dua ribu tahun lalu, jika dipandang dari pemikiran manusia tidaklah masuk akal. Terutama bagi orang-orang yang hidup di zaman Tuhan Yesus. Pasalnya, banyak orang menganggap peristiwa itu sebagai sesuatu yang tidak mungkin terjadi, bahkan dianggap sebagai rekayasa manusia semata atau mitos. Akan tetapi hal itu tidak perlu diperdebatkan, karena itu merupakan rencana Allah.
Yang jelas, peristiwa kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus itu telah benar-benar terjadi dan tercatat dalam sejarah dunia. Seluruh umat Kristen di dunia meyakini peristiwa itu sebagai bukti pengasihan Allah kepada dunia. Allah mengutus putra-Nya yang tunggal ke dalam dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Selanjutnya, orang Kristen memercayai bahwa peristiwa yang hanya terjadi sekali untuk selamanya ini adalah pusat pemberitaan dan kebenaran Kitab Suci (Alkitab) di sepanjang abad.
Peristiwa ini berhubungan erat dengan sejarah kelepasan umat Allah dari perbudakan Mesir. Untuk mengenang peristiwa ini, diadakanlah perayaan Paskah (Ibrani: pesakh, berarti 'menyeberangi', 'melewati, Inggris: Passover) sesuai dengan perintah Musa, sebagai pemimpin bangsa Israel kala itu.
Potret Perayaan Paskah di HKBP Satia di masa pandemi sejak kemarin sangat terasa sukacitanya. Sebelum mulai ibadah buhabuha ijuk saat subuh, naposo bulung, muda-mudi jalan santai keliling kompleks Perumnas Batu VI. Dilanjutkan dengan kebaktian ibadah buhabuha ijuk. Bersyukur, karena aku dipercaya oleh amang pendeta untuk memberitakan firman Tuhan.
Dilanjutkan dengan kegiatan mengambil telur paskah. Menariknya, mengambil telur paskah kali ini dari usia muda sampai tua ikut serta. Caranya, berbaris dengan rapi dan antri untuk mengambil kedepan. Telur yang sudah dilukis dengan spidol diletakkan didepan didalam dua baskom besar berjumlah tiga ratus butir. Jadi, ada yang dua kali mengambil yakni naposo, dan ama atau kaum bapak. Sedangkan untuk anak sekolah minggu serta ina atau kaum ibu tiga kali.
Dalam mengambil telur paskah ini, diberikan hadiah bagi dua belas orang yang mendapat huruf Y E S U S B A N G K I T. Jujur, susah mendapatkannya. Meski hanya mengambil dari depan, tetapi ada guru sekolah minggu yang menutup dengan serbet dan diusahakan saat mengambil telur tidak boleh dilihat. Jadi, aku bukan bagian dari dua belas orang itu. Hehe. Nah, buat yang mendapat huruf Yesus Bangkit, diberi hadiah botol minum yang keren.
Sama seperti tahun lalu, sembari jemaat menikmati telur yang didapat masing-masing, diberikan juga lampet bisa disebut kue paskah yang terbuat dari tepung beras atau pulut yang dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus hingga matang. Kue ini dicampur dengan kelapa dan gula merah, dan banyak yang menyukainya. Biasanya disajikan saat pesta-pesta orang Batak termasuk acara gerejawi seperti kemarin. Ini juga merupakan warisan kearifan budaya lokal yang harus tetap dipertahankan.
Sembari bercerita dengan teman di sisi kiri atau kanan, seduhan kopi atau tes manis juga diberikan. Terlihat sekali, potret perayaan paskah di HKBP Satia, walau hanya sederhana namun tetap dapat dinikmati dengan arti yang sangat dalam bagi pertumbuhan iman. Perayaan Paskah ini mengajak kita untuk meyakini kebangkitan Yesus dari kematian-Nya.
Itu berarti bahwa sengat maut telah dikalahkan dan Yesus memberikan gambaran kehidupan. Kebangkitan Yesus  menjadi bukti utama bahwa Allah telah mengasihi kita. Dosa kita telah diampuni dan kita telah ditebus dari dosa. Itulah yang dikatakan Yesus dari kayu salib: "Sudah selesai", artinya utang kita sudah lunas, dosa kita dihapuskan-Nya. Selamat Paskah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H