Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kendi yang Retak

26 Februari 2021   07:39 Diperbarui: 27 Februari 2021   07:17 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beno, seorang murid kelas enam selalu membantu ibunya mengambil air dari mata air balik gunung menggunakan dua buah kendi yang dijunjung di pundak, bahunya. Saban hari, setiap subuh dan sore hari lazimnya Beno harus membantu ibu memasak air.

"Ibu, Beno pamit mau mengambil air dari mata air dulu ya." Beno menyalam ibunya dan segera pergi.

Bergegas dia lari seperti biasa ke balik gunung untuk mengambil air bersih dan segera membawa kerumah. Hari demi hari, dia tak pernah bersungut-sungut untuk membantu meringankan tugas ibu dengan menjunjung dua buah kendi tersebut.

Suatu hari, saat Beno duduk menikmati lamunannya karena udara sejuk di sore hari. "Nak, kamu kenapa?" Tanya ibu kepada Beno.

"Sebenarnya, beberapa hari yang lalu bu aku tersandung batu besar dalam perjalanan pulang kerumah ketika sudah mengambil air dari mata air." Ucap Beno.

"Lantas, mengapa tidak langsung bilang ke ibu?" Tanya ibu khawatir.

"Beno tidak ingin mengkhawatirkan ibu." Pungkas Beno.

"Ini sekarang ibu lebih khawatir karena kamu tidak berbicara sejak kemarin, nak" Ibu menjelaskan kekhawatirannya.

"Kemarin hanya luka kecil, ibu. Tetapi, segera Beno mengobatinya dengan obat merah." Beno memeluk ibu supaya menghilangkan rasa khawatirnya.

"Syukurlah, nak. Ibu sudah agak lega". Wajah ibu tersenyum dan mengelus rambut hitam anak sematawayangnya.

"Tapi, bu. Maaf ya." Ucap Beno kepada ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun