Suatu hari, tinggallah seorang putri bungsu yang cantik jelita yang bernama Pinky. Dia adalah putri bungsu di kerajaan Harmony. Sang putri tinggal bersama saudara laki-lakinya juga ayah mereka yang adalah seorang raja di kerajaan itu. Sang raja sangat bijaksana. Hal ini terlihat dari kerajaan mereka yang hidup jaya serta rakyatnya aman dan damai. Namun, Ratu telah lama meninggal dunia saat melahirkan Pinky, sang putri.
Pinky sangat disayangi oleh saudara laki-lakinya yaitu Pangeran Noel dan Yogi begitu juga sang raja. Pangeran Noel dan Yogi selalu mengajak Putri Pinky bermain bersama. Hingga suatu waktu, mereka tumbuh menjadi dewasa dengan kemampuan dan bakat yang berbeda-beda. Pangeran Noel berbakat bermain piano klasik, Pangeran Yogi yang mempunyai suara merdu berbakat bernyanyi. Namun, Putri Pinky ahli dalam bela diri. Dikarenakan sejak kelas 1 SD, tanpa sepengatahuan raja dia berlatih bela diri di Sanggar Kung Fu Kerajaan. Sekarang, dia sudah remaja dan berusia 16 tahun. Dia juga sudah memperoleh sabuk hitam serta punya banyak jurus jitu berkat kedisiplinan latihan dan kerja kerasnya.
Mengetahui hal itu, sang raja sangat marah karena putri sematawayang yang sangat dikasihinya itu ahli dalam bela diri. Di Kerajaan Harmony, perempuan itu dilarang mengikuti bahkan ahli dalam bela diri. Hal itu dianggap tabu karena melanggar kodratnya sebagai wanita. Bila seorang gadis diketahui pegawai kerajaan mampu bela diri, dia dilarang menikah. Hal itu dilakukan secara turun-menurun.
Tradisi lain di Kerajaan Harmony yaitu adanya konser musik untuk menghibur Sang Raja saat ulang tahunnya. Sang Raja sudah menasehati Putri Pinky yang sangat disayanginya itu agar jangan berlatih bela diri. Bahkan, Putri Pinky dianjurkan latihan bermain biola oleh raja agar sama seperti sang ratu yang telah meninggal juga mampu bermain biola dengan bagus. Demi permintaan Sang Raja, Pinky berlatih bermain biola dan berlatih dengan keras agar saat ulang tahun raja ia mampu memainkan lagu kesayangan ayahnya dengan biola. Karena ia tidak ingin membuat ayahnya sedih.
Ulang tahun Sang Raja pun tiba. Pesta besar pun diadakan untuk membahagiakan raja. Pesta ulang tahun raja yang ke-50 ini memang sengaja dibuat sangat meriah. Semua rakyatnya turut serta berpartisipasi menghibur raja. Mengalunkan melodi-melodi yang indah, suara yang merdu, petikan gitar yang harmonis semua demi menghibur Sang Raja. Begitu juga dengan kedua putranya, Pangeran Noel memainkan lagu "Moon Light Sonata" dan "Fur Elise" karangan Beethoven sebuah lagu klasik kesayangan Sang Raja dimainkan dengan piano yang sangat merdu.
Tibalah di acara puncak, Pangeran Yogi menyanyikan lagu Happy birthday... Namun, Kerajaan Harmony diserang oleh serdadu-serdadu yang tak dikenal asalnya dari mana. Putri Pinky meninggalkan pentas, melanggar janjinya dengan ayahnya. Ia bertarung bersama dengan tentara kerajaan melawan para serdadu itu. Dengan berbagai jurus, Putri Pinky disertai dengan kelincahan tubuhnya, pimpinan serdadu jahat itu ditaklukkannya.
Seluruh rakyat kerajaan begitu terpukau melihat kelincahan tubuh dan keberanian Putri Pinky. Sang Raja mengatakan keberanian dan pengorbanan Putri Pinky itulah hadiah yang sangat berarti baginya. Atas perintah Sang Raja, para serdadu jahat itu menjadi budak di Kerajaan Harmony.
Mulai saat itu, bela diri tidak hanya boleh dilakukan oleh laki-laki namun boleh dilakukan perempuan. Putri Pinky memeluk Sang Raja mendengar keputusan ayahnya. Kerja keras, kedisiplinan dan ketekunan Putri Pinky untuk persamaan gender bagi kaum perempuan terwujud di kerajaannya. Akhirnya, Kerajaan Harmony pun menjadi semakin jaya dan hidup bahagia selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H