Mohon tunggu...
Senada Siallagan
Senada Siallagan Mohon Tunggu... Penulis - Berpikir Out of The Box
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Telinga dan Lidah Seorang Murid

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Si Kumbang yang Pantang Mundur: Titiek Puspa

16 Februari 2021   07:55 Diperbarui: 17 Februari 2021   21:08 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menyanyi itu gampang. Setiap orang bisa melakukannya, tetapi menjadi penyanyi itu sulit. Apalagi menjadi penyanyi terkenal yang berhasil. Tidak setiap orang bisa melakukannya. Sudah banyak yang mencoba, tetapi hanya sedikit yang berhasil. Misalnya dapat dilihat dari berbagai penyanyi orbitan. 

Mendadak terkenal, sebentar kemudian tidak ketahuan jejaknya. Tidak ada lagi yang mengenal namanya. Yang paling sulit tentu saja menjadi penyanyi terkenal pujaan orang sepanjang masa. Benar-benar hanya orang "terpilih" yang bisa melakukannya. Memiliki suara super dengan wajah keren dan postur tubuh yang "body goals" saja tidak cukup untuk menjadi penyanyi seperti itu. Mengapa?

Karena penyanyi terkenal seperti itu, secara taken for grandted, harus bisa menjadi bagian impian publiknya. Ia seperti mewakili dunia angan-angan atau menjadi bayang-bayang realitas masyarakat pencitanya. Tidak hanya dalam keistimewaan suaranya saja tapi nyaris dalam segala pola perilaku hidupnya setiap hari. 

Perilaku seperti itu seolah-olah lantas dituntut untuk selalu berada dalam cara angan-angan penggemarnya. Ia tidak boleh mengecewakan, karena hal itu berarti melukai angan-angan masyarakat yang ia wakili. 

Tidak sedikit penyanyi baik-baik yang terkenal tapi tak tahan lama dan gagal karena faktor ini. Titiek Puspa tidak termasuk di dalamnya. Ia berhasil dan dielu-elukan penggemarnya sepanjang masa. Kok bisa? Nasib, kerja keras dan kepribadian. Itulah rahasianya.

Mbak Titiek itu memang terlahir sebagai penyanyi (born as a singer). Lebih dari itu, ia dilahirkan sebagai Sri Bintang. Artinya, bintang pentas. Orang yang terlahir demikian memang ada. Nasib, kata orang. Tapi, seperti kisah para penyanyi terkenal lainnya, nasib seperti itu tak jatuh begitu saja dari langit. Orang harus berjuang habis-habisan untuk memperolehnya.

Terlahir dengan nama Soedarwati pada tanggal 1 November 1937 di Tanjung, Kalimantan Selatan, kisah kecilnya seperti dongeng saja. Ia terlantar, kurus, minder dan sakit-sakitan. Hidupnya kurang beruntung dan jauh dari kemanjaan anak enak zaman sekarang. 

Dulu orang percaya, bahwa anak yang kurang bahagia sepert itu mungkin dikarenakan menyandang nama yang kurang tepat. Maka si kecil Soedaryati pun diberi nama lain, Soemarti. 

Suatu hari karena keputusasaan menyandang derita yang berkepanjangan, sambil memanjat pohon dan memakan buah asam yang menjadi pantangan penyakitnya ia menantang Tuhan. 

Daripada hidup dalam deraan rasa sakit serta tekanan batin rasa rendah diri yang berkepanjangan begini, mengapa "hai Tuhan, Engkau tak matikanku sekalian..?" Kilat dan Guntur berkelebatan di udara dan hujan pun mengguyur deras dari langit ke tujuh. Soemarti pingsan, tapi sembuh dari segala macam rasa sakit dan derita ketika siuman.

Tahun 1953, ketika sudah tinggal di kota Semarang, namanya ia ganti lagi: Titiek Puspa. Nama baru itu ia pilih untuk mengikuti Bintang Radio di Semarang. Belum lagi 17 tahun umurnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun