Mohon tunggu...
semua adadisini
semua adadisini Mohon Tunggu... -

hobi olah raga dan blogging

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Sejarah Benteng Pendem Van Den Bosch

19 Januari 2015   04:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:51 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
benteng pendem van den bosch8

SemuaAdaDisini.com - Benteng pendem Ngawi di bangun oleh Jenderal Defensieljn Van Den Bosh sekitar dua abad lalu atau pada Tahun 1938, dengan memanfaatkan keberadaan aliran Bengawan solo dan Bengawan Madiun. Selain berfungsi untuk zona pertahanan,pembangunan benteng ini juga untuk memudahkan arus transportasi di aliran dua senungai serta tempat persinggahan Ilmuwan Belanda pada zaman itu. Dipercaya, para pedagang dari Surakarta-Yogyakarta pada waktu dulu harus lewat Ngawi jika menuju bandar di Surabaya, demikian juga halnya dengan para pedagang dari arah Pacitan, Madiun dan Maospati. Hal inilah yang menggolongkan Ngawi sebagai tempat strategis karena merupakan pertemuan jalur perdagangan air lewat Bengawan Solo. Depan pintu masuk benteng pendem terdapat pintu utama benteng yang menggunakan roda besi yang cara membukanya yaitu dengan di putar pada porosnya. Dalam benteng pendem terdapat tahun pembuatan benteng pendem yaitu pada tahun 1839-1845. Tujuan di bangunnya benteng tersebut yaitu untuk menghambat atau menangkal pasukan penyerang diponegoro terhadap Belanda. Didalam benteng tersebut terdapat salah satu bukti tentang perjuangan rakyat Ngawi terhadap Belanda yaitu terdapat makan salah satu anak buah Pangeran Diponegoro di dalam kantor utama dalam benteng Pendem Van Den Bosh, Ngawi yang bernama K.H Muhammmad Nursalim. Beliau adalah tokoh pejuang yang ditangkap Belanda dan dibawa Ke Benteng tersebut, karena kesaktiannya beliau tidak mempan di tembak akhirnya oleh tentara Belanda di kubur hidup-hidup di dalam benteng tersebut. Beliau juga di yakini sebagai penyebar agama Islam pertama kali di wilayah Ngawi. Setelah Indonesia merdeka benteng ini digunakan Markas Yon Amed 12 yang berkedudukan di Rampal, Malang. Dulunya benteng ini sebagai kawasan terlarang karena sebagai gudang amunisi. Namun setelah Yon Armed 12 pindah di jalan Jrubong, Ngawi, kini kawasan ini dibuka untuk umum.Benteng pendem ini dikelilingi oleh tanah yang tinggi hingga benteng nyaris tak terlihat. serta terdapat sungai yang mengelilingi benteng sehingga benteng ini juga disebut benteng pendem. Meskipun telah berusia tua, Benteng pendem Ngawi masih sangat kokoh. Bangunan ini terdiri dari pintu gerbang utama serta kamar-kamar yang digunakan untuk para tentara. ada sebuah halaman rumput ditengahtengah benteng ada beberapa tempat yang dulunya digunakan sebagai kandang kuda. Disekeliling benteng ada gundukan tanah yang memang sengaja dibuat untuk menahan luapan air sungai Bengawan Solo. Hal ini pula yang menjadikan benteng ini terkesan terpenam. Parit selebar 5 meter dahulunya juga ada mengelilingi benteng ini. Namun karena sudah lama parit ini tertutup tanah. Data Fisik Benteng 1. Luas lahan = 19 ha 2. Luasan Bangunan Benteng = 1.1 ha 3. Luassan Parit = 2 ha 4. Panjang Parit 920 m 5. Lebar Parit rata-rata 8 m 6. Kedalaman Parit diperkirakan rata-rat 8 m 7. Luasan Bangunan Benteng, halaman dan parit = 6.52 ha 8. Bangunan berlantai dua 9. Konstruksi utama bangunan adalah pasangan batu merah dan kayu 10. Bangunan benteng dikelilingi oleh tanggul setinggi benteng dan parit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun