(PERSONA)
Bahwa hidup adalah perjuangan adalah pandangan klise tapi sulit disangkal. Benarkah?
Para Jungian (aliran psikianalisis pengikut Jung) berpandangan bahwa ada dua porsi perjuangan hidup manusia. Porsi pertama adalah perjuangan memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan porsi kedua adalah perjuangan mencari jatidiri. Seperti apa?
Sebelum bicara soal kedua porsi kehidupan manusia, ada pertanyaan penting yang harus dijawab. Apa sebenarnya tujuan akhir kedua jenis perjuangan hidup itu? Â Begini ...
Kalau dalam bahasa dalang, agar manusia tata lahir dan tata batin santosa. Maksudnya?
Ingat lagu kebangsaan Indonesia. "Bangunlah jiwanya bangunlah badannya untuk Indonesia raya". Maksudnya agar manusia sehat jasmaninya juga sehat jiwa seutuhnya (jiwa Mandala). Truly happy.
EKSIS
Untuk eksis binatang digerakkan oleh instinct, piranti otomatis, tapi tidak untuk manusia. Bagi manusia, untuk eksis manusia menggunakan kesadarannya. Inilah porsi perjuangan pertama. Kesadaran adalah jiwa pertama manusia yang ingin eksis. Untuk itu, manusia harus memenuhi kebutuhan yang bersaf-saf.
Apa itu? Â Menurut Maslow ada lima macam (basic needs, security, belonging and love, recognition or self-esteem, and self actualization). Kalau disingkat ada tiga kebetuhan manusia: secara fisik aman (kenyang dan terlindungi), secara emosional aman (diterima dan dicintai), dan secara sosial hebat (jadi silibriti atau juara).
Perjuangan memenuhi kebutuhan itu adalah perjuangan memperoleh dan mengukuhkan identitas diri atau Self-Identity. Yang ujungnya ingin jadi 'Superman'. Jung menyebutnya PERSONA.
Porsi pertama perjuangan manusia untuk membangun self-identity, untuk menjalankan perannya, dan untuk eksis, menurutku, adalah benar benar ujian. Apakah manusia tampil sebagai the hero atau the villian dalam panggung kehidupan? Pengorbanan yang berarti atau penderitaan? Mencapai autonomy of will atau terjebak dalam belenggu ketakutan atau decidophobia (pinjam kata kata Kafka).