Kedua, reaksi negatif  terhadap ujaran Iwan didorong oleh nafsu kolektif atau ideologis untuk  mendapatkan kue kekuasaan, yaitu harus ada figur pilihan mereka yang  akan memegang kekuasaan tertinggi di Nusantara. Perjuangan politik untuk  memenangkan Prabowo akan memberi ruang lebih luas untuk kepentingan  memuaskan ideologi mereka. Dan ini normal. Politik itu siasat mendapat  kuasa. Ini kecenderungan kolektif standar standar saja. Karena, "kuasa  membawa nikmat', kata Guru Besar Sastra Budi Darma.
 Peristiwa  besar tetap akan dikenang sebagai luar biasa, namun individu bisa  mempersepsikan beda. Berbeda memang tidak salah, tapi ...  ingat metafor  Budi Darma. "Dari sisi manapun berlian akan tampak indah, namun (pada  tataran wacana) tetap tergantung pada kualitas mata yang melihatnya."Â
 Akhir kata, saya masih percaya konsistensi Iwan Fals tak akan tergadaikan.
Â
Surabaya, 6-12-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H