Mohon tunggu...
semilir inas khairani
semilir inas khairani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia

saya mahasiswa semester 1 yang memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peristiwa Ranca Darah yang Terabadikan dalam Bale Panyewangan Diorama Purwakarta

18 November 2023   12:50 Diperbarui: 18 November 2023   15:24 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada kesempatan kali ini tepatnya 15 November 2023 mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakarta melakukan kunjungan ke museum bersejarah bernama Bale Panyewangan Diorama yang berlokasi di Jalan K.K Singawinata, Nagri Tengah, Kecamatan. Purwakarta, Kabupaten Purwakarta.

Perlu diketahui berdirinya Bale Panyewangan Diorama Purwakarta memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada awalnya bangunan ini sudah didirikan sejak tahun 1830, namun bangunan ini pernah dialih fungsikan menjadi Toko sepatu, Basis Militer, Perpustakaan, dan Polsek yang pada akhirnya bangunan ini diresmikan menjadi museum bersejarah di era kepemimpinan kang Dedi Mulyadi pada tanggal 21 Februari 2015.

Didalam Bale Panyewangan Diorama Purwakarta ini menyajikan sejarah Purwakarta dalam bentuk visual dan juga digital. Banyak sekali sejarah yang dikenang didalamnya, salah satu contohnya adalah Peristiwa Ranca Darah.

Ranca Darah merupakan sebuah tempat yang terletak antara Purwakarta dan Wanayasa. Ranca dapat diartikan sebagai rawa, sehingga ranca darah adalah rawa darah. Pihak yang terlibat dalam Peristiwa Ranca Darah diantaranya yaitu VOC dan para pekerja perkebunan teh di Wanayasa maupun Purwakarta. Sejarahnya sekitar tahun 1710 saat Indonesia masih dijajah oleh belanda. Bermula terjadinya peristiwa ini disebabkan adanya penderitaan yang dialami oleh para pekerja perkebunan. Daerah Purwakarta dijadikan sebagai pusat perkebunan teh dan daerah Wanayasa sebagai cabangnya. Kemudian teh -- teh yang berasal dari Wanayasa itu dikirimkan ke purwakarta untuk selanjutnya diolah dan dikirim ke kota-kota besar serta negara yang lainnya. Namun seperti yang kita ketahui penjajah Belanda sangat kejam sehingga banyak para pekerja perkebunan teh yang tidak diberi upah dan bahkan sampai tidak dibayar.

Setelah sekian lama penderitaan yang diberikan oleh VOC, para pekerja perkebunan tersebut akhirnya melakukan perlawanan. Langkah awal perlawanan mereka yaitu dengan mengadakan perundingan untuk membuat strategi yang menyebabkan kerusuhan. Sehingga, pada tanggal 8-9 Mei 1832 terjadilah kerusuhan besar-besaran di daerah Purwakarta dan Wanayasa.

Didalam Bale Panyewangan Diorama Purwakarta ini tidak hanya terdapat visualnya saja. Disana dilengkapi oleh informasi sejarah yang terkait dengan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di Purwakarta. Contohnya seperti yang sedang dibahas ini yaitu Ranca Darah. Di Bale Panyewangan Diorama Purwakarta ini menuliskan Sejarah singkat terkait peristiwa tersebut. Isinya adalah "Orang-orang Cina-Makao yang berada di Garacina bersama rekan- rekannya dari wilayah sekitar Purwakarta, kemudian sepakat untuk melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda. Pada 8 dan 9 Mei 1832 mereka melakukan huru-hara di Purwakarta yang meluas hingga ke Tanjungpura. Tanggal 10 Mei 1832 terjadi pertempuran hebat di sekitar Pasir Panjang ketika pasukan Belanda menghadang mereka yang sedang bergerak untuk menyerang Purwakarta. Sebagian besar Karaman' Cina-Makao terbunuh, sehingga terjadilah genangan darah bagaikan 'Ranca' (Rawa). Daerah pertempuran berdarah itu kemudian dikenal dengan sebutan Rancadarah"

Seperti yang sudah disebutkan didalam Bale Panyewangan Diorama Purwakarta ini hampir disetiap ruangannya memiliki perangkat digital untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai peristiwa sejarah yang ada di sana. Oleh karna itu bangunan ini menjadi tempat yang direkomendasikan saat hendak berkunjung ke Kabupaten Purwakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun