Mohon tunggu...
Fahri Semendaway
Fahri Semendaway Mohon Tunggu... wiraswasta -

wiraswasta Olahraga Minat pada Marketing Pendidikan Akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Timnas U-19 'Kasus HBT Brunei 2014'

20 Agustus 2014   20:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:02 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber photo  : daenggassing.com

KOMPETISI PROFESIONAL BERJENJANG adalah Pemusatan Pelatihan Jangka Panjang Nasional

Ada beberapa cara dalam menyiapkan pemain-pemain nasional untuk mengisi slot Timnas baik Junior maupun Senior, pada era belakangan ini menerapkan pola Pemusatan Latihan Jangka Panjang setiap PSSI akan menghadapi suatu turnamen baik itu regional maupun internasional.

Salah satu contoh hasil pemusatan latihan jangka panjang adalah TIMNAS U-19, secara teknis bisa kita lihat hasilnya dimana secara jujur kita harus akui pola permainan dan kerjasama tim sangat berbeda dengan Timnas lainnya, baik Senior maupun U-23, dan tidak bisa dipungkiri bahwa itu adalah hasil kebersamaan yang cukup panjang.

Dalam kasus kegagalan Timnas U-19 di HBT 2014 dimana para pesertanya adalah negara negara ASEAN yang nota benenya secara kualitas setara dan ada yang masih dibawah standar kualitas Timnas U-19, namun kita tahu hasilnya adalah Timnas U-19 gagal mendominasi Turnamen tersebut, bahkan untuk lolos dari fase grup pun mereka tidak mampu, padahal tidak kurang kurangnya pembinaan mereka selama 2 tahun bersama dalam 1 tim dan sudah mengarungi banyak pertandingan dengan sukses. Apa yang menyebabkan kegagalan tersebut, kurangkah kualitas teknis mereka untuk hanya sekedar Turnamen lokal sekelas HBT. Jika kita kupas secara kualitas sudah tidak diragukan lagi maka dapatlah kita sepakati jika faktor yang menyebab kegagalan itu adalah dari sisi non teknis yaitu mental bertanding, apa yang menyebabkan mental mereka runtuh hingga kehilangan RUH permainan. Ada yang menganalisa disebabkan oleh 'kekecewaan' karena tidak jadi ke Spanyol sehingga mempengaruhi semangat mereka bermain, mungkin ada benarnya karena mereka memang masih labil, tapi jika kita lihat dari jalannya pertandingan sangat jelas mereka mendominasi laga.

Dalam pengamatan penulis salah satu faktor penyebab kegagalan Timnas U-19 di HBT adalah minim nya mereka turun dalam laga dengan tensi tinggi yang sangat menguras mental para pemain, disamping kejenuhan mereka. Dalam laga uji coba yang mereka lakukan selama ini miskin sekali mereka mengalami tekanan pertandingan untuk membangun mental juara para pemain. Disamping itu miskinnya persaingan dalam merebut 1 tempat di dalam Timnas turut berperan mempengaruhi daya juang pemain dalam mengarungi pertandingan khususnya untuk mempertahankan tempatnya di skuad Timnas U-19.

Dimana sebetulnya para pemain dapat membina 'mental juara' tentunya dalam kompetisi yang selalu memperebutkan 'GELAR JUARA' dan dimana membangun daya juang dalam perebutan 1 tempat dalam skuad Timnas yaitu pada banyaknya talenta talenta yang layak untuk masuk skuad Timnas, nah ini tidak dimiliki oleh sepakbola di tataran U-19 dengan Pelatnas Jangka Panjangnya. Artinya perlu memperbanyak Tim Tim Junior U-19, jika perlu ada 18 Tim U-19 yang bertanding secara reguler dalam wadah kompetisi profesional yang memperebutkan 'GELAR JUARA'. Bisa saja PSSI membentuk Timnas U-19 sebanyak 18 Tim dan dilakukan kompetisi reguler diantara mereka, atau jika PSSI tidak mampu untuk itu maka serahkan kepada pihak swasta untuk melakukan itu dalam pengawasan PSSI.

Sebetulnya hal ini sudah dilakukan oleh PSSI terhadap U-21 dengan mewajibkan seluruh klub-klub ISL mempunyai Tim U-21 dan menyediakan wadah LIGA nya, namun karena baru saja dimulai dan kemampuan klub pun terbatas maka jalannya Liga U-21 pun masih terseok seok dan penyediaan talentanya juga terbatas. Terlihat dari Timnas U-21 yang dikirim ke Turnamen COTIF di Spanyol cukup sulit untuk bersaing disana walaupun hasilnya tidak terlalu buruk jika dilihat dari lawan-lawan yang dihadapi disana. Mudah-mudahan jika Liga U-21 terus dijalankan secara serius maka tidak menutup kemungkinan pada penyelenggaraan COTIF selanjutnya Indonesia U-21 sudah bisa mengimbangi dan tidak tertutup kemungkinan untuk bisa mencuri kemenangan lawan raksasa sepakbola dunia semacam Argentina dan Spanyol.

Maka kesimpulan awal kita bisa kita kerucutkan pada : Pemusatan Latihan Jangka Panjang Nasional yang paling IDEAL adalah KOMPETISI PROFESIONAL. Banyak contoh pemain-pemain dunia yang berusia dibawah 20 tahun sudah turun dalam Laga Internasional sekelah Piala Dunia ternyata mereka dibesarkan oleh LIGA PROFESIONAL Negara nya masing-masing.

SALAM

.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun