[caption id="attachment_328927" align="aligncenter" width="422" caption="mesingol.com"][/caption]
Begitu magisnya daya pikat Timnas U-19 bagi publik sepakbola Indonesia hingga terkesan Tim ini adalah Tim Megaloman atau Tim Para Dewa tanpa cela, hingga setiap hasil minor yang mereka alami seolah bukanlah tanggungjawab mereka.
Menyusul hasil minor di 2 turnamen, AFC Cup dan Hasanal Bolkiah Thropy nampak sangat kentara sekali aroma lempar tanggung jawab dari skuad baik Tim Pelatih dan Official maupun para Pemain. PSSI/BTN menjadi sasaran kambing hitamnya.
Beragam alasan dikemukakan, mulai dari menyalahkan Tur Nusantara hingga Pembatalan ke Cotif L'Acudia menjadi muaranya.
Jika kita tengok ke belakang, timnas U-23 Sea Games 2013 berangkat ke Myanmar dengan bekal sedikit Uji Coba (namun melimpah skuad pilihan), pagi pagi Coach RD sudah mengingatkan bahwa Timnya kurang persiapan faktanya memang tidak ada Tour Eropha bahkan Tour ASEAN pun Nol hanya berbekal Finalis ISG dan Juara MNC Cup, namun dengan semangat militansinya Timnas mampu mencapai Final Sea Games 2013. Tapi apa lacur alih alih mendapat apresiasi malah Tim ini dihujat habis hanya karena tidak mencapai target emas.
Berbeda dengan Timnas U-23 Asian Games 2014, adalah Tim yang paling siap untuk sebuah turnamen besar, uji coba pun cukup dilakukan, berangkat ke Singapura, kemudian menjamu Puerto Rico dan terakhir Tour Italia, hanya karena kalah dari Thailand dengan menurunkan skuad lapis kedua karena sudah pegang tiket 16 besar, mereka habis dihujat. Jika kita mau jujur justru Timnas U-23 Asian Games inilah sebenarnya Timnas harapan. Tapi apa boleh buat sihir kemenangan atas Korea Selatan telah mengaburkan pandangan kita, padahal Korsel pun bernasib sama tidak lolos fase grup AFC Cup.
Kembali lagi ke Timnas utusan Dewa (Evan Dimas cs, asuhan Pelatih kawakan Indra Sjafrie), soal persiapan tidak usah di tanya lagi uji coba lokal sudah seabrek abrek dan menangan, Tour Timur Tengah sukses memukul Tim Tim Arab yang sulit sekali dikalahkan jika sudah di tingkat Senior, HBT dan Tour Spanyol melawan klub2 kuat Eropha (bahkan melawan bintang Piala Dunia 2010 dan 2014 Luiz Suares), kurang apalagi persiapannya. Harusnya Tim ini adalah tim yang sangat menakutkan bagi lawan lawannya, dengan persiapan yang sangat maksimal lolos fase grup adalah hal yang mudah, namun apa lacur pagi pagi sudah ngepak koper.
Salahkah PSSI/BTN memberikan ruang yang begitu luas demi persiapan menghadapi turnamen besar, apakah kita juga akan menerima jika PSSI/BTN tidak memperhatikan persiapan Tim ini, seperti masa lalu. Benarkah 40 laga uji coba dalam kurun waktu 8 bulan sangat melelahkan, coba bandingkan dengan pemain profesional, demi mendapatkan 1 tempat di Timnas mereka harus selalu menjadi starting line up dalam kompetisi, hitunglah berapa laga sebuah klub Inggris, Itali, Spanyol, Belanda dan Jerman dalam satu musim Liga plus Liga Champions dan Piala Domestik menjelang Piala Dunia kemarin.
Satu satunya kesalahan PSSI/BTN dalam menangani Timnas U-19 (Evan Dimas cs) adalah MEMBIARKAN dengan angkuhnya Indra Sjafrie mengangkangi para pemain potensial dengan menolak panggilan Pelatih Timnas lainnya untuk memberikan jam terbang bagi Evan Dimas cs demi merasakan atmosfir turnamen sesungguhnya dalam mengasah mental bertanding, dengan jumlah caps Timnas yang menempel dipundak otomatis akan menambah kepercayaan diri para pemain dalam menghadapi laga laga berat penuh tekanan seperti AFC Cup yang baru lalu
Akhirnya tak lupa kita pun mesti bersyukur dengan pengalaman ini, setidaknya kita mulai sadar jika mental masih menjadi kendala bagi keberhasilan Timnas U-19.
SALAM