[caption id="attachment_325706" align="aligncenter" width="476" caption="Timnas U-19 (pssi.or.id)"][/caption]
Laga terakhir Timnas U-19 dalam "Tour of Spain" kontra Real Madrid C baru saja usai dengan skor 0 : 5 tidak jauh dari hasil ketika dibantai Barcelona B yang 0 : 6 itu, menyusul hasil 1 : 2 kontra Atletico Madrid B dan 1 : 1 kontra Valencia B. kalah 3 kali draw 1 kali dengan total kemasukan 14 gol dan memasukkan 2 gol.
Hasil ini cukup mengecewakan jika dilihat dari hasil akhir tapi jelas mendapat banyak pelajaran dari rangkaian laga tersebut, baik secara teknis maupun secara psikologis.
Menurut sebagian pakar sepakbola di kompasiana, bahwa Tour of Spain ini merupakan kompensasi dari batalnya mereka ke Turnamen COTIF L'Acudia di Valencia sebelumnya menyusul mereka hanya dikirim ke Turnamen ecek ecek yang bukan kelas mereka yaitu HBT (Hasanal Bolkiah Turnamen), yang dalam perhelatan tersebut Timnas U-19 tampil mengecewakan akibat kecewa tidak dikirim ke COTIF L'Acudia di Valencia, kalah 3 kali draw 1 kali dan menang 1 kali dengan total kemasukan 9 gol dan memasukkan 9 gol.
Jika kita lihat kedua rangkaian ujicoba dan turnamen tersebut tidaklah begitu jauh berbeda hasilnya yaitu sama sama HANCUR dan sama sama menelan pil pahit, walaupun dalam Tour of Spain, Timnas U-19 dikatakan mendapat banyak pelajaran tapi nampaknya itu hanya "kata hiburan" untuk para pecundang, toh di HBT pun pelajaran yang didapatpun tidak kalah dramatis.
Nampaknya kekecewaan terhadap pembatalan ke turnamen COTIF L'Acudia sangatlah besar dan fatal yang masih juga belum hilang, hingga dalam lawatan ke Spanyol mereka mendapatkan hasil yang sama seperti di HBT Brunei.
Hal ini dapat menjadi pertanda buruk karena tidak menutup kemungkinan kekecewaan terhadap kasus COTIF L'Acudia yang begitu mencekam dan mendalam akan terus terbawa hingga ke Turnamen sesungguhnya di AFC U-19 Myanmar medio Oktober mendatang, dimana kekecewaan tersebut akan terus menghantui dan berakibat menuai hasil AFC U-19 yang tidak terlalu jauh dari HBT Brunei dan Tur Spanyol yang baru berlalu.
PSSI/BTN sangat lalai telah menganggap COTIF L'Acudia tidak begitu penting, padahal bagi Timnas U-19 turnamen itu adalah segalanya dan sangat sakral sebagai satu satunya yang dapat menjadi modal keberhasilan mereka di Piala Asia U-19 nanti.
Jika hal itu sampai terjadi maka PSSI/BTN tentunya harus bertanggungjawab terhadap kejadian ini, sebab gara-gara mereka membatalkan keikut sertaan Timnas U-19 di COTIF L'Acudia inilah yang membuat Timnas masa depan Indonesia (katanya) menjadi kecewa berkepanjangan dan terus terbawa dalam setiap laga mereka nanti dan sampai kapanpun.
Demi memperbaiki kesalahan itu PSSI/BTN harus segera berbenah mencari alternatif lain dalam menyikapi masalah ini, jangan sampai masalah COTIF L'Acudia ini menjadi penghambat kemajuan Timnas Indonesia dimasa depan.
SALAM