Mohon tunggu...
Thomas Sembiring
Thomas Sembiring Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger KereAktif

ASMI Santa Maria, Univ.Sanata Dharma, Diaspora KARO, Putera Aceh Tenggara, International Movement of Young Catholics (IMYC) for Social Justice, INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perempuan, Paus Fransiskus & Dunia Baru

10 Maret 2014   05:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:06 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lewat refleksi Hari Perempuan, sejatinya kita sekalian diajak untuk menunjukkan keberpihakan dan tindakan yang mengarah pada nilai-nilai kasih. Itulah dasar utama dari seluruh perjuangan mencapai keadilan dan perdamaian. Peringatan hari perempuan bukan sebatas perayaan kaum perempuan, namun juga perayaan mereka yang memiliki keberpihakan tersebut termasuk laki-laki. Seperti halnya ditunjukkan oleh Paus Fransiskus selaku pemimpin Gereja Katolik, kita sekalian didorong untuk mencintai kehidupan bersama para perempuan serta mengupayakan perdamaian. Sebagaimana pula oleh Ibu Elisabeth ditempuh sebagai jalan untuk menyikapi kematian puterinya yang dibunuh secara kejam.

Inilah sebuah jalan panjang dan penuh tantangan kita menuju dunia baru dengan tatanan kehidupan yang berkeadilan dan damai. Sebuah pergulatan kehidupan untuk memilih keberpihakan dan tindakan yang berlandaskan kasih. Sebab tanpanya, cita-cita menuju keadilan dan perdamaian hanyalah merupakan utopia. Kasih merupakan dasar perjuangan yang utama bagi gerakan perempuan dalam mewujudkan dunia baru. Hanya melalui cara demikian, ia menekankan nilai pembedanya dengan gerakan lain yang mengangkat panji keadilan.

Melalui inspirasi kasih seorang Ibu Elisabeth yang terluka kita belajar untuk senantiasa berani melampaui kesadaran manusiawi kita dalam memaafkan. Sekaligus pada saat yang sama kita diajar untuk mencintai keadilan dengan menaruh kepercayaan kepada hukum. Tidak seperti oknum pejabat dan penguasa yang kerap mempermainkan hukum karena tidak menaruh percaya padanya. Juga lewat ajaran serta teladan Paus Fransiskus kita perlu menyakini bahwa perempuan dengan segala keunikan dan kodratnya memiliki tanggungjawab sejarah yang tak kalah dari para pria. Melalui keberadaan kita, kasih diharapkan meluas termasuk meneguhkan serta kesiapan berpihak bagi mereka yang menjadi korban ketidakadilan.

Selamat merayakan Hari Perempuan. Selamat menuju dunia baru. Selamat berjuang untuk keadilan dan perdamaian!



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun