Mohon tunggu...
Thomas Sembiring
Thomas Sembiring Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger KereAktif

ASMI Santa Maria, Univ.Sanata Dharma, Diaspora KARO, Putera Aceh Tenggara, International Movement of Young Catholics (IMYC) for Social Justice, INDONESIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sepotong Catatan Untuk Saudari Flo dan Sedulur di Jogja

31 Agustus 2014   10:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:01 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anda boleh marah pada Flo dan memaki hingga membawanya ke tahanan seolah dia lebih mengerikan daripada para pebisnis yang sejak lama mulai menggerus tatatan sosial dan kebudayaan kota. Anda boleh mengusirnya seperti penjahat besar yang melebihi besarnya dosa para perusuh suci yang beberapa waktu sudah secara nyata mulai mengancam tatanan adiluhung keragaman nilai di Yogyakarta.

Namun anda perlu ingat mengapa Flo akhirnya harus dibully habis-habisan, didemo dan diusir hingga ditahan. Semoga anda masih ingat mengapa dia harus diperlakukan demikian sehingga anda tahu apa yang sedang anda lakukan terhadap dia dan identitas kota asal dan kebudayaan yang kebetulan melekat padanya.

Pada akhirnya, semoga Flo belajar banyak hari ini setelah kesalahan fatalnya yang mengundang banyak orang-orang yang jauh lebih fatal datang padanya dalam berbagai rupa. Setidaknya dia akhirnya paham, bahwa kata kasar dari ketidakmampuannya mengendalikan diri bisa menghadirkan rasa kasar istimewa yang jauh lebih vulgar dan dibungkus secara istimewa.

Kiranya setelah Flo dipaksa mendekam 20 hari di tahanan, para perusak Ngayogyakarta Hadiningrat yang sejati bisa tidur dengan tenang dan pemangku kebijakan BBM dapat tertawa ringan.

Sekali lagi saudari kami Flo, ingat, di tahanan anda tidak sendirian. Dalam setiap penerimaan anda terhadap kesalahan dan ketegaran anda mengambil tanggungjawab, selalu hadir Sang Guru sejati. Bila anda memahaminya dan menjalani tulus, Dia yang sepanjang jaman mendidik kemanusian kita dengan berbagai cara pasti akan menemani anda berproses.

Kelak anda akan tahu bahwa tiap kota tidak pernah punya kesalahan, pun demikian kebudayaan dan identitas etnis yang melekat pada tiap kita tidak pernah bisa ditahan.

"Jogja Memang Istimewa"

Mugi-mugi diparingi berkah Gusti Allah,
Mejuah-Juah!

Putera Indonesia kelahiran Aceh Tenggara yang pernah satu dekade bertapa di Yogyakarta dan kini dipaksa oleh ketimpangan pembangunan Jawa-Luar Jawa untuk mencari sesuap nasi di Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun