Timnas U-19 akan menjadi tuan rumah kualifikasi Piala Asia U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta tanggal 8 - 12 Oktober. Stadion GBK merupakan stadion besar dengan kapasitas lebih dari 80 ribu penonton di tribun.
Dengan kapasitas itu stadion GBK layak untuk menampung penonton di pertandingan Internasional terutama pertandingan Timnas U-19 nanti yang suporternya diperkirakan memenuhi tribun.
Tetapi ada yang mengganjal dengan stadion GBK ini. Kualitas rumput yang kurang baik dan kurang rata. Apalagi Timnas U-19 gaya permainannya tiki taka ala Barca. Umpan-umpan pendek dan cepat sebenarnya gaya permainan yang paling tepat diterapkan untuk Timnas Garuda apapun levelnya.
Timnas U-19 saat juara di AFF juga menggunakan stadion Deltras Sidoarjo yang menggunakan rumput yang bagus. Indonesia XI juga mengalahkan Fulham U-21 di Stadion Maguwoharjo Sleman yang menggunakan rumput dengan tingkat kehalusan yang tinggi.
Bahkan Timnas U-23 yang terkenal dengan umpan lambungnya terpaksa harus bermain dengan umpan datar dan menang  1-0 saat melawan Brunei di stadion Maguwoharjo. Jangan lupa Persipura menghantam Santos FC juga di rumput yang bagus.
Kondisi stadion GBK saat ini hanya cocok diterapkan untuk tim dengan gaya permainan Liga Eropa terutama Liga Inggris. Umpan lambung yang paling sesuai untuk stadion GBK.
Penjaga gawang Timnas U-19 Ravi Murdianto mengaku membutuhkan waktu untuk beradaptasi selama menjalani pemusatan latihan di Jakarta terutama terkait kondisi lapangan GBK.
"Lapangan di sini berbeda dengan lapangan yang pernah kami pakai untuk berlatih sehingga perlu adaptasi, terutama dengan area sekitar gawang dan juga lampu stadion yang lebih terang," katanya.
Dibantu kondisi fisik
Terkait fisik, pemain Timnas U-19 cukup prima bahkan mengalami peningkatan VO2 Max. Semoga kondisi fisik yang prima ini bisa menutupi kekurangan dari rumput yang tentu saja sedikit mempengaruhi gaya permainan Timnas U-19.
Rumput lebih penting daripada tribun!