Mohon tunggu...
Bangkit Sholahuddin Magda
Bangkit Sholahuddin Magda Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Dengan Semangat Hidup Serasa Mudah Dijalani

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar Dari Warga Merapi yang Berapi-api

12 Mei 2012   21:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:23 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung berapi merupakan sebuah kenyataan yang meski kita hadapi di bumi pertiwi. Karena memang di negri kita tercinta terdapat berpuluh-puluh gunung berapi yang masih aktif maupun yang tidak aktif yang sewaktu-waktu dapat kembali aktif. Sebelum melangkah lebih jauh lagi, Coba kita renungkan pernyataan berikut ini yaitu "Sesuatu yang negatif itu sangat mudah ditemukan karena memang mudah terlihat bilamana dibandingkan dengan sesuatu yang positif dimana sulit untuk dilihat". Meskipun ungkapan tersebut dari diri pribadi saya kiranya akan lebih bermanfaat bila pembaca sekalian memahaminya secara mendalam. Nah, dari situ kita tahu bukan ? mengapa hal negatif itu lebih sering kita temukan daripada hal-hal yang berbau positif.

[caption id="attachment_176807" align="aligncenter" width="300" caption="Cincin Api Merapi"][/caption]

Memang ada benarnya bila ada sebagian orang yang mengatakan bahwasannya Gunung berapi merupakan sebuah dilema atau permasalahan yang harus kita hadapi. disisi lain ternyata terdapat juga sebagian orang yang mengatakan bahwa gunung berapi merupakan sumber inspirasi dan rezeki. Hemat saya, Kedua pendapat tersebut benar semuanya sehingga dapat disimpulkan bahwasannya dengan adanya gunung berapi, semua warga negara baik semua kalangan akan mencari sebuah jalan keluar untuk menghadapi dengan arif dan bijaksana sehingga akan muncul khazanah pengetahuan atau keilmuan baru guna menciptakan masyarakat yang adil, aman, sentosa dan sejahtera. Nah, mungkin kita sekalian bertanya-tanya "Mengapa harus kita hadapi, Bukannya lari saja?" jawabannya karena kita juga tidak bisa lari dari keadaan geografis yang kita tempati dan masalah tersebut merupakan masalah yang harus kita hadapi bersama.

[caption id="attachment_176808" align="aligncenter" width="300" caption="Kenyataan yang Harus Kita Hadapi"]

1336856662425337616
1336856662425337616
[/caption]

Meskipun itu adalah sebuah permasalahan yang periodik, tak selayaknya kita semua memikirkannya juga secara periodik. karena bila masalah tersebut difikirkan secara periodik maka dapat dipastikan kinerja atau output tidak dapat maksimal dan resikonya akan lebih cenderung meningkat. Kenapa ? karena permasalahan tersebut bukanlah permasalahan sepele, sebab menyangkut keberlangsungan kehidupan warga yang hidup disekitar cincin api. Bila serta merta penanganannya dikhawatirkan akan timbul korban jiwa yang kita semua tidak menginginkannya.

[caption id="attachment_176809" align="aligncenter" width="300" caption="yang tidak Kita Inginkan"]

1336856909460104820
1336856909460104820
[/caption]

Terkadang orang-orang yang tidak hidup disekitar cincin api menyalahkan warga masyarakat yang hidup disekitar cincin api. Namun, "Apakah mereka(warga cincin api) benar-benar bersalah telah hidup disana ?"

"Akan lebih indah dan bermakna bila suatu hal yang ditemukan-didalami dengan maksimal". mengapa saya mengatakan demikian karena sesuatu yang terbesit dalam akal fikiran kita belum tentu benar adanya, iya bukan ? misalnya : pada suatu ketika anda mengehendaki perjalanan menyusuri bukit-bukit yang berada di Gunung Merapi-pada saat tersebut anda sudah membayangkan rasa lelah, letih, bahkan resiko yang akan anda hadapi. setelah itu, Apakah anda akan ringan hati untuk melaksanakan kehendak anda tersebut ?"  tentu tidak, karena semangat anda telah teracuni dengan stigma-stigma negatif yang muncul dibenak anda sekalian.

Dari hal tersebut ternyata sejalan juga dengan kondisi masyarakat yang berada di cincin api, khususnya pada warga merapi yang semangatnya berapi-api. Meskipun berkali-kali gunung merapi meletus, mereka tetap gigih dan tak takut dengannya yang mana sewaktu-waktu dapat memuntahkan awan panas atau wedus gembel. Mereka yakin bahwasannya Sang Pencipta akan senantiasa melindungi mereka dari mara bahaya yang sewaktu-waktu dapat mengancam jiwa mereka. Meskipun pengalaman pahit di tahun 2010 juga masih membekas pada jiwa-jiwa warga yang berada disana, mereka tetap beraktivitas sebagaimana biasanya yakni mencari rumput, bercocok tanam dan lain sebagainya.

Semangat hidup mereka sangat tinggi bila dibandingkan dengan masyarakat yang hidup di wilayah perkotaan apalagi yang bergelimpangan harta. hal ini dapat terlihat dari jerih payah mereka dalam melaksanakan aktivitas keseharian mereka. Rumah yang telah porak-poranda, harta-benda yang lenyap ditelan awan panas, kehilangan sanak keluarga bukanlah menjadi sebuah masalah yang besar bagi mereka. Bagaimana bila hal tersebut menimpa kita ? Apa kita akan berbuat sedemikian rupa layaknya warga merapi.

Ternyata keberkahan-keberkahan dari Yang Maha Kuasa ada dibalik bencana tersebut, tanah yang mulanya tidak subur menjadi subur, lahan yang pada mulanya terabaikan kini menjadi tempat rekreasi yang sangat mengasyikkan, tanaman-tanaman mulai tumbuh disekeliling lereng seakan taman tersebut rindu kunjungan. Begitulah pembelajaran yang saya dapatkan baik langsung maupun tidak langsung dari kehidupan baru warga merapi yang semangatnya membara bagaikan api yang siap menjilat apa saja yang ada disekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun