Perkembangan individu dipengaruhi oleh dua faktor utama yang saling berinteraksi yakni, hereditas dan lingkungan. Hereditas meliputi faktor genetik yang diwariskan dari orang tua, membentuk potensi fisik, mental, dan kepribadian seseorang. Di sisi lain, lingkungan mencakup faktor eksternal seperti keluarga, pendidikan, dan budaya yang dapat memperkuat atau memodifikasi ekspresi genetik tersebut. Kedua faktor ini saling melengkapi, dengan hereditas memberikan dasar bagi potensi individu, sedangkan lingkungan memungkinkan potensi tersebut untuk berkembang atau sebaliknya, menjadi terbatas.
Empirisme, Nativisme, dan Konvergensi
Pendapat mengenai peran hereditas dan lingkungan dalam perkembangan manusia telah berkembang melalui teori-teori seperti empirisme, nativisme, dan konvergensi, yang masing-masing memberikan pandangan berbeda tentang pengaruh faktor bawaan dan eksternal.
Teori Empirisme
Teori empirisme, yang dirintis oleh filsuf Inggris John Locke, mengusulkan bahwa seorang anak lahir bagaikan "kertas kosong" (tabula rasa), tanpa sifat atau kualitas bawaan. Locke berpendapat bahwa perkembangan anak sepenuhnya bergantung pada faktor eksternal, seperti pendidikan dan pengalaman hidup. Menurut pandangan ini, lingkungan menjadi penentu utama karakter dan kemampuan individu, sementara pengaruh faktor bawaan hampir tidak ada.
Teori Nativisme
Berbeda dengan empirisme, teori nativisme menganggap bahwa individu memiliki kualitas dasar sejak lahir yang diwariskan melalui genetika. Istilah "nativisme" berasal dari kata "native," yang berarti "asli" atau "dari asal". Teori ini sejalan dengan pandangan naturalisme, yang menyatakan bahwa sifat bawaan memainkan peran utama dalam perkembangan individu. Kemampuan atau bakat tertentu diyakini diwariskan melalui genetika, dengan sedikit pengaruh dari lingkungan atau pendidikan. Filsuf Arthur Schopenhauer merupakan salah satu pendukung pandangan ini, yang berpendapat bahwa sifat bawaan adalah faktor utama dalam perkembangan seseorang.
Teori Konvergensi
Teori konvergensi, yang dikembangkan oleh psikolog Jerman William Stern, mencoba menggabungkan pandangan empirisme dan nativisme. Stern berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh dua faktor: bakat bawaan atau genetik, dan lingkungan, termasuk pendidikan. Teori ini menyatakan bahwa keduanya bekerja bersama-sama dalam memengaruhi perkembangan individu. Namun, dalam pandangan konvergensi, ada dua perspektif utama: yang pertama lebih mengutamakan faktor genetik sebagai landasan perkembangan, sedangkan yang kedua lebih mengutamakan peran lingkungan dan pendidikan.
Meski teori konvergensi menawarkan pendekatan yang seimbang, banyak pihak merasa bahwa penjelasan teori ini masih kurang memadai dalam menjelaskan interaksi dinamis antara faktor genetik dan lingkungan dalam perkembangan individu.
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perkembangan