Mohon tunggu...
Selvina
Selvina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

i am just a happy human who like reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa Itu Traffic Light Syndrome?

28 Oktober 2024   14:30 Diperbarui: 28 Oktober 2024   14:40 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.boldsky.com/

Zaman sekarang mobilitas manusia semakin cepat dan semakin sering, hampir 80% manusia melakukan mobilisasi dan menghabiskan sebagian waktunya dalam sehari untuk menempuh perjalanan. Terutama masyarakat urban seperti di kota besar di jakarta penuh dengan kemacetan, tentu saja menghabiskan waktu dijalan bukanlah hal yang menyenangkan. Belum lagi saat dijalanan bertemu berbagai macam manusia dan pengendara yang tidak mematuhi aturan lalu lintas dan juga ugal-ugalan menambah nilai plus bahwa jalanan merupakan tempat yang tidak membahagiakan. 

Pertumbuhan jumlah kendaraan yang semakin lama semakin banyak tidak diimbangi dengan pelebaran jalan yang mumpuni juga termasuk salah satu alasan dari adanya jemacetan yang parah. Kita sebagai pengguna jalan harus mewaspadai banyak hal selain sesama pengendara, juga harus sadar akan kesehatan mental dan psikis saat menghabiskan waktu dijalan. Ada sebuah tulisan yang mengangkat tentang tingkat stress orang yang menghabiskan waktunya di jalanan cenderung stress dan ugal-ugalan. Dari macet inilah waktu kita habis, sehingga otomatis akan mencoba untuk memangkas waktu dengan kebut-kebutan dan salip menyalip dengan berbahaya. 

sebuah penelitian diterbitkan oleh International Medical Council yang menyatakan bahwa menghabiskan lebih dari 3 jam 10 menit dalam sehari bisa meningkatkan stress sebanyak 80,4%. Ini bukanlah sebuah bualan belaka, namum macet dan menghabiskan waktu dijalan benar-benar mempengaruhi manusia, macet bisa meningkatkan agresifitas 52% dan gugup 74%. Sudah tidak asing juga melihat pengendara mencaci maki dengan bahasa kasar dan ugal-ugalan tidak mematuhi peraturan lalu lintas saat kemacetan terjadi, sifat tidak mau mengalah dan sabar pun bisa hilang karena adanya kemacetan ini. 

Macet sebenarnya bukan hanya terjadi saat jam-jam liburan pada akhir minggu atau saat awal bulan setelah gajian, namun biasa terjadi saat jam-jam kerja (working hours) yang mana orang-orang dituntut untuk cepat sampai tempat tujuan atau kantor. Sehingga akan ada budaya baru yaitu buru-buru dan ugal-ugalan sebagai refleks untuk cepat sampai, tekanan itulah yang menyebabkan tingkat stress dan depresi jangka panjang. Karena kita manusia menjalani macet hampir setiap hari sehingga peningkatan stress terus menerus berkesinambungan, semakin parah dan akhirnya menjadi depresi. 

Stress karena macet bukan hanya dialami oleh pengendara kendaraan pribadi, ini juga berlaku untuk angkutan umum dan transportasi publik. Jarak tempuh yang seharusnya bisa sampai dalam waktu 1 jam, karena macet berubah menjadi 3 jam dan darisinilah efek stress dan tekanan itu berasal. lalu apa yang harus dilakukan? bagaimana jalan keluarnya?. Sesungguhnya cara untuk mengatasi kemacetan ada pada diri kita sendiri sebagai masyarakat, kita harus ;ebih sering menggunakan tarnsportasi publik tidak macet seperti Commuter Line, LRT dan MRT jika memang kantor kita bisa di raih dengan transportasi publik. 

Jika memang sudah terlanjur terjebak macet, cobalah mengurainya dari dalam diri kita dengan mendengarkan musik atau membaca buku untuk membunuh waktu. Lakukan hal-hal yang belum sempat dilakukan seperti make up atau makan sarapan anda. kendaraan umum dan kendaraan pribadi memang memiliki nilai plus minusnya, baik dari kenyamanan dan kemacetan. Namun, kita sebagai makhluk sosial seharusnya sudah bisa menilai resiko atas pilihan transportasi yang kita jalankan. salah satu pilihannya adalah dengan menghadapinya tapi menghindari efek stress itu sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun