Mohon tunggu...
Selvina
Selvina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

i am just a happy human who like reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa itu Baby Blues?

24 September 2024   16:16 Diperbarui: 24 September 2024   16:21 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: cnnindonesia.com

Istilah yang sudah tidak asing dan bahkan sering kali dijadikan bahan bercanda di media sosial apabila ada postingan yang menunjukan bayi menangis atau bayi tantrum, akan selalu muncul komen komen dari nitizen yang menyangkutkan dengan baby blues. Sebenarnya apa itu baby blues? mari kita bahas syndrom tersebut secara singkat dan sederhana agar bisa dimengerti dengan lebih baik agar tidak terjadi miskonsepsi. 

Proses kesakitan pasca melahirkan menimbulkan berbagai macam efek samping kepada new mom, selain fisik perubahan non fisik juga terjadi, terutama mood dan psikologis. Dari sinilah lahir syndrom Baby blues, mengapa sih disebut baby blues? karena dalam istilah medis, blue code merupakan kode bagi seorang pasien yang membutuhkan pertolongan segera dengan kondisi anomali. Mungkin dari situlah mengapa disebut dengan baby blues atau maternity blues yang dialami oleh seorang ibu yang baru melahirkan dalam jarak waktu 3-10 hari atau bahkan lebih. 

Kondisi syndrom ini mungkin tersengar sepele karena hanya dialami dalam jangka waktu yang sebentar, tapi sebenarnya kondisi ini sangat serius dan butuh perhatian lebih karena perubahan perasaan seseorang dalam kondisi baby blues bisa berakibat fatal baik untuk sang ibu atau bahkan anaknya. Banyak kasus yang tidak terduga karena keputusan tiba-tiba yang dilakukan oleh ibu yang baru saja melahirkan, seperti percobaan bunuh diri ataupun percobaan untuk mencelakai anaknya. 

Apa saja yang menyebabkan syndrom ini sebenarnya: 

- Sulit Beradaptasi : perubahan menjadi seorang ibu sangatlah memberikan pengaruh yang besar bagi seorang wanita dan tidak semua wanita siap untuk bisa beradaptasi akan hal itu, menyusui, kelelahan fisik dan bergadang kadang menjadi pola utama bagaimana seorang ibu tidak dapat beradaptasi akan situasi yang baru tersebut. 

- Perubahan Hormon : Hormon ibu pasca melahirkan naik turun secara drastis dan bisa membuat banyak perubahan dan tindakan bagi ibu itu sendiri. Hormon bisa memicu beberapa hal seperti menangis tanpa alasan, perubahan suasana hati dan mudah tersinggung, tidak merasa ada keterikatan dengan bayi hingga bisa memicu rasa benci pada bayinya sendiri dan lain sebagainya

-Memiliki gangguan kesehatan mental : orang yang memiliki riwayat Mental Health sangat riskan menjadi seorang ibu yang kena baby blues, terutama yang memiliki riwayat depresi, gangguan cemas dan bipolar

lalu bagaimana mencegah terjadinya baby blues atau bahkan menyembuhkannya? ada berbagai macam cara namun usahakan berikan pandangan positif dan juga temani wanita pasca melahirkan dengan banyak bertanya tentang keadaanya dan agar bisa dikendalikan. Apabila memang sudah lebih dari dua minggu keadaan ibu tersebut belum membaik, maka seharusnya membuthkan bantuan dari dokter dan ahli psikolog. 

Sebagai catatan secara pribadi, jangan pernah sekali-sekali kita menjudge seorang ibu baru dengan kata-kata seperti "ih kok anaknya kecil" atau "berat badan naik berapa kilo mom" hal-hal yang menyangkut perubahan emosi dan menyinggung perasaan ibu yang baru melahirkan karena bisa menjadi penyebab munculnya baby blues syndrom. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun