Mohon tunggu...
Selvina
Selvina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

i am just a happy human who like reading and writing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suicide Theory by Emile Durkheim

26 Agustus 2024   10:57 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emile Durkheim memberikan banyak kontribusi dalam perkembangan konsep sosiologi era modern dengan teori dan paradigma nya. Fakta sosial, solidaritas sosial, anomie dan Bunuh diri termasuk dalam kajian emile durkheim yang sangat terkenal. Kali ini penulis akan memberikan penjelasan singkat mengenai konsep bunuh diri atau "Le Suicide" (1897) yang mana Durkheim memberikan analisis sosiologis nya mengenai fenomena bunuh diri dalam masyarakat (Society).

Durkheim dengan paradigma nya yang menyatakan bahwa dengan adanya fakta sosial itu memaksa individu untuk melakukan segala tindakan  yang didasarkannya berasal dari faktor eksternal bukan dari dirinya sendiri, hal ini juga termasuk dalam tindakan bunuh diri. Durkheim mengemukakan empat jenis bunuh diri yaitu: 

1. Bunuh diri Egoistic 

Bunuh diri tipe ini ditandai dengan individu yang tidak memiliki keterikatan dengan masyarakat atau kelompok serta tidak bisa melakukan interaksi dengan baik didalamnya. Dalam hal ini dimaksudkan orang yang dikucilkan atau tidak diterima keberadaanya dalam masyarakat. lemahnya integrasi dalam kelompok ini menyebabkan individu merasa tidak diterima dan bukan bagian dari kelompok tersebut sehingga terjadinya bunuh diri ini karena adanya paksaan sosial. dalam kata lain bunuh diri ini muncul karena integrasi sosial dalam kelompok itu lemah tidak ada ikatan sehingga mengakibatkan fenomena bunuh diri. contoh: orang yang belum menikah memiliki kemungkinan bunuh diri lebih tinggi dari orang yang sudah menikah, hal ini dikarenakan orang yang belum menikah tidak terikat akan norma sosial dan tujuan yang kuat dalam hidupnya. 

2. Bunuh diri Altruistic 

kebalikan dari egoistic, bunuh diri ini muncul karena terlalu kuatnya integrasi dalam masyarakat, bunuh diri ini makin banyak terjadi karena banyaknya harapan yang tersedia dan bergantung dengan kepercayaan yang indah di dunia. bunuh diri jenis ini memberikan gambaran bahwa individu tidak memiliki kepentingan dan hanya menjadi beban dalam masyarakat. contoh: Harakiri dan seppuku dalam  budaya jepang yang mana tindakan bunuh diri ini memaksa individu untuk mempertahankan kepercayaan tinggi nya dan untuk menghapuskan rasa malu, oleh karenanya beban tersebut dibayarkan dengan tindakan bunuh diri. 

3. Bunuh diri Anomie

bunuh diri jenis ini berkaitan dengan kondisi sosial yang anomie (tanpa aturan) atau dengan kata lain tidak ada regulasi yang kuat dalam masyarakat sehingga mengakibatkan bunuh diri. individu akan merasa bingung dan tidak jelas keteraturan dalam hidupnya. cerminan ini sangat jelas pada pergolakan ekonomi dan politik dimana dicontohkan bahwa orang kaya akan lebih besar peluangnya untuk bunuh diri karena kejatuhan ekonomi atau keadaan ekonomi dalam hidupnya tidak jelas. 

4. Bunuh diri Fatalistic 

bunuh diri ini kebalikan dari anomie, karena jika seseorang terlalu diperketat dalam tekanan aturan dan norma sosial sehingga terasa mencekik sehingga kebebasan dalam menjalani interaksi terbatas. sebagai contoh adalah orang yang bunuh diri karena tidak mau dipenjara, beberapa individu memilih mati daripada harus menjalani kehidupan yang konstan dalam penjara yang mencekik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun