Gerakan Feminisme dipercaya muncul sebagai bentuk kritik terhadap konsep "Patriarki" yang ada di masyarakat. Feminisme bukan hanya sebagai gerakan tapi juga sebagai paradigma dimana bentuk pemahaman komprehensif mengenai keadilan gender antara laki-laki dan perempuan. Intinya feminisme memperjuangkan hak-hak perempuan untuk setara dengan laki-laki dalam hal meraih sumber daya ekonomi dan politik.Â
Feminisme awal mula terbentuk dari rasa ketidakadilan yang dirasakan kaum perempuan atas laki-laki yang notabene bisa meraih segalanya. Perempuan dalam masyarakat pada dasarnya diproyeksikan sebagai esensi yang hanya boleh melakukan hal-hal domestik. Perempuan seharusnya memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam hal-hal bersifat publik.
Namun, Sebagian besar masyarakat menganggap bahwa feminisme merupakan gerakan radikal yang menghasut kaum perempuan untuk melawan apa yang sudah menjadi kodratnya, melawan tatatanan sosial dan institusi sosial yang sudah terbentuk. oleh karena itu pemahaman feminis sering kali mendapatkan tolakan dari masyarakat, maka dengan itu pemahaman feminisme perlu diluruskan. Dalam tulisan ini penulis berharap agar pemahaman akan adanya gerakan sosial feminisme dapat terbuka.
Feminisme bukan hanya pandangan yang berbeda terhadap seks dan gender, bukan semata-mata hanya ada perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki, melainkan ada keterkaitan antara sosialisasi arti perempuan dalam masyarakat patriarkal. proses menjadi perempuan terbentuk bukan dari hakikat nya melainkan nilai dari kultural masyarakat itu sendiri. perempuan selalu sebagai kelompok masyarakat yang termarjinal kan dan subordinasi.Â
Tujuan dari adanya teori feminisme adalah memahami penindasan dan ketidaksetaraan yang dialami perempuan secara nyata dalam masyarakat, perlu adanya pengungkapkan penilaian penting individu sebagai esensi manusia yang utuh bukan perempuan sebagai subjek namun sebagai manusia yang memiliki kesempatan yang sama seperti laki-laki.Â
Gerakan feminis memang memiliki beberapa aliran yang dianggap radikal, namun sesungguhnya ini merupakan gerakan yang memperdaya perempuan untuk bisa terus meraih sumber daya yang ada dalam lingkungan sosial tanpa harus terkungkung konsep patriarki.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H