Meskipun hidupnya tak lagi sama tanpa Rudi, Maya belajar untuk menerima keadaan. Dia tumbuh kuat dengan setiap tantangan yang dihadapinya. Ricky juga semakin memahami bahwa meskipun kehilangan ayahnya, dia memiliki ibu yang sangat mencintainya.
Bulan-bulan berlalu, dan Maya mulai menjalin hubungan dengan tetangga barunya, seorang pria baik hati bernama Alex. Alex mampu mengisi sebagian kekosongan dalam hati Maya, memberikan dukungan dan cinta yang ia butuhkan. Ricky pun juga merasa nyaman dengan kehadiran Alex, merasakan kebahagiaan keluarga yang hilang sejak kepergian ayahnya.
Kisah Maya, Ricky, dan Alex menjadi bukti bahwa meskipun hidup kadang-kadang pahit dan tak terduga, cinta dan kekuatan keluarga dapat mengatasi segala kesedihan. Meskipun Maya selalu akan merindukan Rudi, dia menemukan cara untuk melanjutkan hidupnya dengan penuh semangat dan kebahagiaan.
Pada suatu hari yang cerah, Maya dan Ricky duduk kembali di kursi goyang di teras, menyaksikan matahari terbenam. Mereka berbagi cerita-cerita indah tentang Rudi, tertawa dan meneteskan air mata bahagia. Maya menggenggam erat tangan Ricky, merasakan kehangatan dan cinta yang tak tergantikan.
Hingga akhir hayatnya, Maya akan selalu mengenang Rudi sebagai cahaya yang memancar dalam kegelapan. Kehidupan yang penuh warna dan rasa sakit telah mengajarkannya tentang ketabahan dan kekuatan cinta. Setiap kali hujan turun di balik jendela, Maya akan mengingat bahwa kebahagiaan bisa tumbuh dari kepedihan, dan bahwa air mata yang jatuh bisa menjadi awal dari sebuah kesembuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H