Mohon tunggu...
Selvi Mariana Belo
Selvi Mariana Belo Mohon Tunggu... orang yang akan selalu belajar.

pemula ~ selalu punya cara memulai dengan caranya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Nikmatnya Puasa Media Sosial

29 Juli 2019   14:37 Diperbarui: 29 Juli 2019   20:02 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Shutterstock

Hello there,

Saya mau menulis ini karena saya punya pengalaman berbeda ketika melakukan puasa ini. Yass, namanya puasa media sosial, sesuatu yang sangat ekstrem untuk dilakukan seorang anak muda dengan pekerjaanku kala itu sebagai penyiar radio.

Kenapa saya melakukan ini? 

Saya stres, dan hidup saya kala itu serasa penuh dengan tekanan. Saya merasa buruk ketika saya membuka Facebook dan Instagram. Saya pun iri pada teman-teman saya dengan melihat Whatsapp stories mereka. Saya terpuruk.

Saya tidak punya ruang untuk bernafas, setiap hari saya melihat mereka jalan-jalan ke tempat baru, bertemu orang-orang hebat, terutama karena mereka telah selesai studi sarjananya. Sedangkan saya masih berjalan di tempat. Saya mulai membanding-bandingkan diri saya dengan orang lain, seperti saya tidak punya hal baik dibandingkan dengan teman-teman saya. 

Saya dihadapkan pada tekanan bahwa saya melalui proses sangat lama, konsultasi proposal hingga 5 bulan, penelitian hingga 4 bulan, konsultasi hasil hingga 5 bulan. Saya melakukannya setiap hari tanpa putus, saya tidak berhenti. Pagi hari saya mengecek keadaan mencit saya, setiap siang saya melakukan ekstrak buah wortel, setiap sore saya memberikan pakan mencit, dan kadang pekerjaan di lab saya habiskan hingga malam hari.

Saya membersihkan kandang mencit minimal sekali atau dua kali seminggu. Di antara waktu tersebut, saya mengisinya dengan siaran di radio, minimal 2 kali seminggu maksimal hingga empat kali seminggu (durasi waktu 2 sampai 4 jam).

Bagaimana akhirnya sampai saya memutuskan untuk puasa media sosial?

Karena saya merasa sering cemas, dan sulit untuk menghilangkan perasaan kecewa pada diri saya, saya memilih untuk berhenti melihat postingan orang lain di medsos. Di hari-hari awal, hal ini sangat sulit. Saya pun memilih untuk deactivated (menonaktifkan sementara) akun saya, mulai dari facebook sampai instagram. Saat itu saya hanya mengakses Twitter, Whatsapp dan Youtube. Lewat akun twitter, saya banyak membaca berita-berita yang saya butuhkan untuk siaran, atau saya langsung mengaksesnya lewat website atau portal berita.

Saya juga sangat sering mendengarkan streaming radio, saat saya sedang sibuk mencari jurnal-jurnal penelitian sebagai bahan tugas skripsi. Di situ juga saya mendengarkan radio. Lewat Youtube, saya menonton banyak sekali video motivasi hidup, seperti dari Ted Ed, School of Life, Merry Riana, channel tentang psikologi kepribadian, dan juga tentang How to improve Your skill. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun