Pagi itu, kampungku masih diguyur hujan, yang tak ada henti-hentinya dari semalam. Sesekali kilatan petir datang menambah suasana gelap dan dingin yang menusuk sampai ke dalam tulang. Aku masih duduk di sofa dengan secangkir kopi di atas meja dan handphone yang masih asyik dimainkan.
Â
Masih pukul 6. Kembali ku mainkan handphone dan sesekali memindahkan saluran televisi mencari tontonan yang menarik. Sarapan pagi itu hanya diawali dengan secangkir kopi, baru saja aku berniat membuat sarapan, tiba-tiba tersedak karena melihat jam di saluran televisi sekarang pukul 7.
Â
"Ya ampunnnnnnn...," Teriakku sambil bergegas berganti pakaian dan segera berangkat memakai payung hitam butut yang masih setia menemani di kala hujan. Sialnya gerbang sekolah sudah ditutup, dan dengan perasaan malu karena ada pedagang yang biasa berjualan menyapaku
Â
"Ibu baru datang?" Ucap Mang Ujang sambil tersenyum kecil.
Â
 "Iya mang," Sahutku. "Nunggu hujan gak reda juga" lanjut ku sambil membuka pintu gerbang. Perasaan malu dan kesal karena terlambat masuk 10 menit berkecamuk dalam diri.
Â
Saat itu murid-murid sudah duduk rapi dan tenang mengerjakan tugas. Entah oleh siapa mereka diberi tugas. "Assalamualaikum anak-anak". Sapaku kepada mereka.