Mohon tunggu...
Selvi Erwina wati
Selvi Erwina wati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Uin Bukittinggi

Traveling dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Nelayan dan Pemilik Kapal terhadap Perekonomian Masyarakat di Jorong Pondok Nagari Sasak

26 November 2023   21:18 Diperbarui: 26 November 2023   22:07 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantai Pohon Seribu Pasaman Barat (foto: Pokdarwis Pantai Pondok Indah Seribu ) 

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik di daratan maupun di lautan. Laut menjadi salah satu sumber daya di bidang perikanan, sektor perikanan memiliki dampak yang besar dalam memberikan konstribusi terhadap perekonomian masyarakat yang tinggal di daerah pantai salah satunya pantai Pohon Seribu yang berlokasi di Pasaman Barat.

Pantai ini terletak di Jorong Pondok Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pesisir, Kabupaten Pasaman Barat. Istilah pantai Pohon Seribu dikarenakan banyak ditumbuhi 1000 pohon Pinus atau Aru yang berjajar di sepanjang jalan, pantai ini terkenal dengan keindahan laut dan pasirnya yang bersih sehingga membuat para wisatawan lokal maupun luar daerah dapat berkunjung ke pantai ini. Tidak hanya sebagai tempat wisata, namun juga dijadikan sebagai mata pencaharian penduduk di sekitar situ.

Pantai Pohon Seribu yang berlokasi di Jorong Pondok Nagari Sasak, Kabupaten Pasaman Barat, memiliki potensi perikanan yang besar sebagai sumber penghidupan sebagian besar masyarakat setempat. Lokasi yang berdekatan langsung oleh pesisir pantai memberikan kemudahan akses bagi aktivitas penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan setempat.

Peran utama dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat Jorong Pondok Nagari Sasak adalah para nelayan dan Pemilik kapal. Pemilik kapal menyediakan sarana dan prasarana penangkapan ikan seperti kapal-kapal beserta peralatan modern. Mereka kemudian memperkerjakan para nelayan untuk mengawakinya.

Setiap 2-3 hari sekali, para nelayan melaut sejauh 100 mil dari bibir pantai untuk proses pencarian dan penangkapan ikan. Fasilitas yang disediakan oleh pemilik kapal berupa alat-alat yang modern untuk memaksimalkan hasil penangkapan ikan sehingga para nelayan tidak lagi mengeluarkan tenaga ekstra seperti nelayan yang hanya menggunakan perahu dan alat tradisional.

Berbagai Jenis ikan hasil tangkapan mulai dari ikan tenggir, ikan pari, kerapu, cumi-cumi, ikan tonggol, dan ikan tuna. Sebagian ikan tangkapan seperti tenggiri, bawal, dan tuna biasanya dipasarkan hingga ke luar daerah seperti ke Padang, Pekanbaru, dll. Sedangkan sisanya seperti ikan pari, cumi-cumi dan ikan tongko untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal. Dari Hasil dari penjualan tangkapan inilah ikan pemilik kapal kemudian membagi gaji atau upah kepada awak kapalnya atau nelayan.

Berdasarkan analisis di atas ini termasuk teori pembagian kelas yang di kemukakan oleh seorang sosiologi yang berasal dari jerman yaitu Karl Marx. Menurut Silfia Hanani yaitu pembagian kelas oleh Karl Marx ini terbagi menjadi dua yaitu borjuis dan proletar.

Karl Marx mengartikan borjuis sebagai orang yang punya modal atau memiliki kekuasaan, seperti pemilik kapal termasuk kelas borjuis yang mefasilitasi kapal dan alat-alat lainnya kepada para nelayan dan juga memberikan upah kepada mereka. Sedangkan proletar adalah orang yang tidak memiliki kekuasaan atau orang yang tidak punya modal, seperti nelayan yang bekerja kepada pemilik kapal dan menerima upah dari hasil kerjanya.

Dengan demikian, para nelayan dan pemilik kapal memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat jorong pondok nagari sasak. Potensi penangkapan ikannya biasa menjadi sumber penghidupan dan meningkatan kesejahteraan setempat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun