Gen Z tumbuh di era teknologi dengan akses informasi yang sangat cepat. Sementara ini memberikan banyak peluang, banjir informasi juga dapat menjadi sumber stres, terutama jika informasi yang diterima bersifat negatif atau menakutkan.
2. Kurangnya Dukungan Kesehatan Mental yang Memadai
Meski kesadaran tentang kesehatan mental meningkat, fasilitas dan akses untuk mendapatkan perawatan masih terbatas, terutama di negara-negara berkembang. Banyak remaja dan dewasa muda yang tidak tahu harus ke mana untuk mencari bantuan atau merasa biaya perawatan terlalu mahal.
3. Tekanan untuk Berprestasi
Di usia yang muda, Gen Z menghadapi tekanan besar untuk sukses baik di bidang akademik, karier, maupun kehidupan pribadi. Tekanan ini sering kali tidak seimbang dengan dukungan emosional yang mereka terima.
Solusi untuk Mengatasi Krisis Ini
Untuk menghadapi krisis ini, diperlukan pendekatan kolektif dari berbagai pihak. Beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:
1. Edukasi tentang Kesehatan Mental
Sekolah dan institusi pendidikan dapat mengintegrasikan program edukasi kesehatan mental ke dalam kurikulum untuk membantu anak muda mengenali tanda-tanda masalah mental dan cara mengatasinya.
2. Mengurangi Ketergantungan pada Media Sosial
Melatih kebiasaan digital yang sehat, seperti membatasi waktu penggunaan aplikasi dan detox media sosial secara berkala, dapat membantu menjaga keseimbangan emosional.