Mohon tunggu...
Selvi Dwi Septiarini
Selvi Dwi Septiarini Mohon Tunggu... Freelancer - -

Menulis bukan hanya pekerjaan, melainkan kesempatan untuk mengasah cara berfikir dan menuangkannya ke dalam sebuah artiel yang relevan dan mudah dipahami publik. Setiap artikel adalah refleksi dedikasi saya untuk menyajikan informasi dengan cara yang informatif dan menarik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mahalnya Biaya untuk Mencetak Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

18 November 2024   11:02 Diperbarui: 18 November 2024   14:04 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret pendidik Indonesia di tengah derasnya tuntutan zaman. (pngtree.com)

Dalam sorot gemerlap pendidikan yang konon terus bergema, terselip segelintir sosok yang memikul beban besar namun sering kali tanpa perhatian yang layak. Sosok pendidik yang sejatinya diharapkan menjadi pilar peradaban justru berada di ujung ketidakpastian, seakan terabaikan dalam keramaian perdebatan tentang masa depan bangsa.

Seolah-olah, mempertanyakan hal tersebut adalah hal yang tabu, padahal ilmu yang disalurkan dengan penuh pengorbanan harusnya dihargai lebih dari sekadar angka yang sering kali tidak sebanding. Ini adalah sebuah paradoks yang menyakitkan, dimana mereka yang membentuk karakter bangsa justru dihargai dengan imbalan yang jauh dari kata 'layak'.

Sering kali kita mendengar bahwa isu tentang rendahnya gaji guru hanyalah retorika yang konon berlebihan. Namun, kenyataan yang terungkap melalui data yang ada justru memperlihatkan sebuah kontras yang menyakitkan. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) dan sejumlah riset pendidikan, gaji guru di Indonesia, khususnya di daerah-daerah tertentu, masih tergolong sangat rendah. Pada tahun 2024, gaji rata-rata guru PNS hanya berkisar antara Rp2.000.000 hingga Rp5.000.000 per bulan.

Lebih memprihatinkan lagi, nasib guru honorer meskipun memberikan kontribusi besar, sering kali dihargai dengan gaji yang jauh lebih rendah. Tercatat dalam berbagai informasi yang beredar di media sosial, banyak guru honorer yang menerima gaji berkisar antara Rp300.000 - Rp700.000 per bulan, bahkan dalam beberapa kasus, gaji tersebut tidak dibayarkan secara rutin, bergantung pada ketersediaan dana atau kebijakan instansi. Fenomena semakin menunjukkan ketimpangan dalam sektor pendidikan, di mana guru honorer yang memiliki andil besar justru sering kali diperlakukan dengan sangat tidak memadai. Dari angka tersebut juga sangat jelas menunjukkan betapa mirisnya harga yang diperoleh seorang pendidik atas perannya yang vital dalam mencerdaskan bangsa.

Lalu, apa yang seharusnya guru dapatkan?

Dalam upaya mencetak generasi emas, sudah seharusnya guru, sebagai garda terdepan pendidikan, memperoleh penghargaan yang setimpal dengan tugas mulianya. Berikut adalah beberapa hak yang seharusnya mereka dapatkan:

1. Kesejahteraan Finansial

Hal ini seharusnya tak patut lagi menjadi perdebatan, sebab upah yang layak juga mencerminkan tanggung jawab besar terhadap apa yang guru emban.  

2. Fasilitas dan Sumber Daya yang Memadai 

Akses terhadap fasilitas pendidikan yang baik, seperti ruang kelas yang nyaman, bahan ajar yang sesuai, serta teknologi perangkat pembelajaran yang memadai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun